LAJUR.CO, KENDARI – Total lembaga koperasi di Sulawesi Tenggara (Sultra) hingga kini tercatat mencapai 4.674 unit. Sayang dari ribuan koperasi tersebut, banyak yang tidak lagi aktif.
Data Dinas Dinas Koperasi dan UMKM Sultra, tak sampai 50 persen dari total sebaran lembaga koperasi tersebut berstatus koperasi aktif. Informasi ini disampaikan Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Sulawesi Tenggara, LM Shalihin saat diwawancarai media, Senin (16/10/2023).
“Banyaknya yang masih tidak patuh laporkan RAT (Rapat Akhir Tahun) ke dinas. Padahal ini penting untuk pendataan dan pembinaan. Dari 4.673, tidak sampai 50 persen yang aktif atau sekitar 2.300 koperasi aktif,” ulas Shalihin.
Sementara itu, lembaga koperasi yang terpantau rutin menyetor laporan RAT ke Dinas Koperasi & UMKm Sultra hingga periode Oktober 2023 baru berkisar 490 lembaga.
“Ini masih agak mending, tahun buku 2021 hanya malah 72 koperasi. Makanya kita edukasi terus bagaimana agar koperasi ini patuh menyampaikan RAT ke dinas. Ini sangat berpengaruh ke data indeks koperasi kita di Sultra. Dengan melaporkan rutin, tentu ada pembinaan dan dinas,” kata Shalihin panjang lebar.
Adapun lembaga koperasi aktif di Sultra, kata Salihin, didominasi oleh jenis Koperasi Simpan Pinjam (KSP). Sebagian kecil adalah koperasi produksi dan koperasi usaha jasa.
Meski begitu, diakui Shalihin, pertumbuhan koperasi simpan pinjam di Bumi Anoa masih terbilang tinggi. Bahkan ada yang sudah mengadopsi sistem digitalisasi dalam proses pelayanan ke anggota koperasi.
Tahun 2023, pihaknya mencatat ada empat lembaga koperasi dengan nilai omset mencapai angka miliaran. Posisi pertama adalah lembaga koperasi simpan pinjam yang berbasis di Kota Kendari dengan omset tembus Rp127 miliar.
“Kedua di KSP Kabupaten Muna Rp16 miliar, ketiga di Kota Baubau Rp8 miliar,
keempat KSP di Muna Rp1 miliar,” jelas Salihin. Adm