LAJUR.CO, KENDARI – Dalam upaya meningkatkan kualitas dan inovasi kerajinan tenun lokal, Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) bekerja sama dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sultra menyelenggarakan Workshop Pengembangan Kerajinan Tenun. Acara ini berlangsung selama dua hari, mulai 22 hingga 23 Oktober 2024, di Hotel Claro, Kendari.
Ketua Panitia, Herawati Muchlisi, menyatakan tujuan utama Workshop Pengembangan Kerajinan Tenun adalah untuk meningkatkan kualitas dan desain tenun khas dari Bumi Anoa.
“Kegiatan ini bertujuan untuk menggali kreativitas dan inovasi para perajin, pelaku usaha, dan desainer lokal di Sultra,” ujar Herawati Muchlisi, Selasa (22/10/2024).
Workshop melibatkan 50 peserta yang terdiri dari 36 perajin, 6 pelaku usaha, dan 8 desainer lokal. Menariknya, lada pelaku ekonomi kreatif tersebut dilatih langsung desainer nasional Defrico Audy, yang memiliki pengalaman lebih dari 20 tahun dalam pengembangan tenun di Sultra.
Ketua Dekranasda Sultra, Wa Ode Munana Asrun Lio, menambahkan workshop tenun merupakan program tahunan yang bertujuan menyelesaikan permasalahan yang dihadapi para perajin dan UMKM yang bergerak pada bidang produksi tenun lokal di berbagai kabupaten di Sultra.
“Kami ingin mengubah persepsi bahwa tenun hanya untuk pakaian adat dan memperkenalkan desain yang lebih modern dan relevan,” tuturnya.
Selama workshop, peserta akan mengikuti berbagai materi, termasuk pameran karya tenun, diskusi tentang strategi pengembangan, serta praktik langsung pembuatan motif dan pewarnaan kain. Kegiatan ini juga menjadi wadah evaluasi bagi peserta untuk meningkatkan kualitas produk mereka.
Wa Ode Munana Asrun Lio menekankan, workshop tidak hanya meningkatkan kemampuan teknis perajin, tetapi juga mendorong saling belajar dan bertukar pengalaman antar kabupaten.
“Dengan adanya acara ini, perajin dari daerah seperti Muna, Buton, dan Kolaka Utara dapat memperbaiki kualitas tenun mereka agar lebih kompetitif di tingkat lokal maupun nasional,” pungkasnya.
Laporan: Ika Astuti