LAJUR.CO, KENDARI – HIV (human immunodeficiency virus) adalah virus yang merusak sel-sel sistem kekebalan tubuh dan melemahkan kemampuan Anda untuk melawan infeksi dan penyakit.
Sementara AIDS (acquired immunity syndrome) adalah sejumlah infeksi dan penyakit yang berpotensi mengancam jiwa yang terjadi ketika sistem kekebalan tubuh Anda rusak parah akibat HIV.
Meskipun AIDS tidak dapat menular dari satu orang ke orang lain, virus HIV dapat menularkannya. HIV dapat menular melalui beberapa cara, termasuk melalui hubungan seks hingga penularan dari ibu ke bayi selama kehamilan, melahirkan, atau menyusui.
Kebanyakan penderita akan mengalami penyakit mirip flu dalam waktu singkat 2 hingga 6 minggu setelah terinfeksi HIV.
Faktor risiko HIV/AIDS
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), perilaku dan kondisi yang membuat orang berisiko lebih tinggi tertular HIV/AIDS meliputi:
- melakukan hubungan seks anal atau vaginal tanpa kondom;
- menderita infeksi menular seksual (IMS) lain seperti sifilis, herpes, klamidia, gonore, dan vaginosis bakterial;
- penggunaan alkohol atau obat-obatan terlarang yang berbahaya dalam konteks perilaku seksual;
- berbagi jarum suntik, spuit, dan peralatan suntik lainnya yang terkontaminasi, atau larutan obat saat menyuntikkan obat-obatan terlarang;
- menerima suntikan yang tidak aman, transfusi darah, atau transplantasi jaringan;
- dan prosedur medis yang melibatkan pemotongan atau penindikan yang tidak steril, atau cedera tusuk jarum yang tidak disengaja, termasuk di antara petugas kesehatan.
HIV dapat ditularkan melalui pertukaran cairan tubuh dari penderita HIV, termasuk darah, air susu ibu, air mani, dan cairan vagina. Juga dapat ditularkan ke anak selama kehamilan dan persalinan.
Namun HIV tidak menular melalui kontak sehari-hari seperti berciuman, berpelukan, berjabat tangan, atau berbagi barang pribadi, makanan, atau air.
Gejala HIV/AIDS
Ada beberapa gejala HIV dan tidak semua orang akan mengalami gejala yang sama. Itu tergantung pada orangnya dan pada stadium penyakit apa yang dideritanya.
Dikutip dari laman HIV Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS, berikut adalah tiga tahap HIV dan beberapa gejala yang mungkin dialami orang.
Tahap 1: Infeksi HIV akut
Dalam waktu 2-4 minggu setelah terinfeksi HIV, sekitar dua pertiga orang akan menderita penyakit mirip flu, sebagai respons alami tubuh terhadap infeksi HIV. Gejalanya meliputi:
- Demam
- Panas dingin
- Ruam
- Berkeringat di malam hari
- Nyeri otot
- Sakit tenggorokan
- Kelelahan
- Pembengkakan kelenjar getah bening
- Sariawan di mulut.
Gejala-gejala ini dapat berlangsung dari beberapa hari hingga beberapa minggu.
Namun beberapa orang bisa tidak menunjukkan gejala sama sekali pada tahap awal HIV.
Tahap 2: Latensi klinis
Pada tahap ini, virus masih berkembang biak, namun pada tingkat yang sangat rendah. Penderita mungkin tidak merasa sakit atau mengalami gejala apa pun.
Tanpa pengobatan HIV, penderita yang masuk tahap ini dapat bertahan selama 10 atau 15 tahun, namun ada pula yang melewati tahap ini lebih cepat.
Jika Anda menjalani pengobatan yang sesuai dan mempertahankan viral load tidak terdeteksi, Anda dapat berumur panjang dan tidak akan menularkan HIV ke pasangan yang HIV-negatif melalui seks.
Namun jika viral load Anda terdeteksi, Anda dapat menularkan HIV pada tahap ini, bahkan ketika tidak menunjukkan gejala apa pun.
Tahap 3: AIDS
Jika Anda mengidap HIV dan tidak menjalani pengobatan HIV, pada akhirnya virus tersebut akan melemahkan sistem kekebalan tubuh Anda dan Anda akan berkembang menjadi AIDS.
Ini adalah tahap akhir dari infeksi HIV dan gejala AIDS ini dapat meliputi:
- Penurunan berat badan yang cepat
- Demam berulang atau keringat malam yang banyak
- Kelelahan yang ekstrim dan tidak dapat dijelaskan
- Pembengkakan kelenjar getah bening yang berkepanjangan di ketiak, selangkangan, atau leher
- Diare yang berlangsung lebih dari seminggu
- Luka pada mulut, anus, atau alat kelamin
- Radang paru-paru
- Bercak merah, coklat, merah muda, atau keunguan pada atau di bawah kulit atau di dalam mulut, hidung, atau kelopak mata
- Kehilangan ingatan, depresi, dan gangguan neurologis lainnya.
Masing-masing gejala ini bisa saja berhubungan dengan penyakit lain. Satu-satunya cara untuk mengetahui secara pasti apakah Anda mengidap HIV adalah dengan melakukan tes.
Jangan berasumsi dan dapatkan tes sesegera mungkin ketika Anda merasa mengalami infeksi HIV untuk memastikan kondisinya. Adm
Sumber : Kompas.com