SULTRABERITA.ID, KENDARI – Bank Indonesia (BI) mengestimasi inflasi mencapai 0,22 persen (mtm) dan 2,82 persen (yoy) pada April 2020.
Perkiraan ini berdasakan survei pemantauan harga (SPH) yang dilakukan bank sentral hingga minggu ketiga April 2020.
BACA JUGA:
- Momen HUT ke-80 RI, Gubernur ASR Sematkan Satyalancana Karya Satya Enam ASN Pemprov Sultra
- Sepak Terjang Telkomsel Nyalakan Semangat Indonesia di HUT ke-80 RI
- Ribuan Pekerja Sambut Euforia Vale Olympics 2025 Perdana
- 2.142 Warga Binaan Lapas dan Rutan se-Sultra Dapat Remisi
- Bendera Merah Putih Sepanjang Delapan Meter Berkibar di Tebing Air Terjun Tirta Rimba BaubauĀ
Beberapa komoditas yang mendorong peningkatan inflasi adalah bawang merah, emas perhiasan, hingga gula pasir.
Sedangkan sejumlah komoditas terpantau mengalami deflasi, yakni cabai merah, daging ayam, dan telur.
Namun demikian, inflasi diyakini masih rendah dan terkendali.
“Ini menunjukkan inflasi rendah dan terkendali. Kami pantau dari 46 kantor BI di seluruh Indonesia, semua melaporkan inflasi rendah dan terkendali,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi video, Rabu (22/4/2020).
Perry berujar, inflasi terkendali karena sejumlah wilayah telah memasuki masapanen beras sehingga produksi beras di dalam negeri mengalami peningkatan.
Begitu pun dengan komoditas lain meski ada beberapa gangguan masalah distribusi.
Bank sentral pun memperkirakan inflasi akan berlanjut rendah dan terkendali saat puasa Ramadhan 1440 H dari April hingga Mei 2020.
Sebab masa panen berlangsung hingga Mei 2020 dan pemerintah telah menjamin komoditas selama puasa dan Lebaran ada dan cukup.
“Kedua, karena permintaan rendah dengan adanya Covid-19 yang membuat aktivitas manusia akan lebih rendah. Namun bukan berarti tingkat kegiatan ritual agama berkurang,” sebut Perry. Adm
Sumber: kompas.com
Judul: https://money.kompas.com/read/2020/04/22/175200626/bawang-merah-hingga-gula-pasir-jadi-pemicu-inflasi-april-2020