LAJUR.CO, KENDARI – Siswa SMK Negeri 1 Konawe (SMK Negeri 1 Unaaha) didapuk mendesain sekaligus menjahit baju tenun yang bakal dikenakan Gubernur Ali Mazi pada rangkaian perayaan HUT Sultra di Kolaka Timur dalam waktu dekat. Potret baju tenun hasil karya siswa SMK Negeri 1 Konawe itu diperlihatkan langsung Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Sultra, Yusmin, di ruang kerjanya, Selasa (3/5/2023).
Baju dengan motif kain berwarna silver dan kuning tersebut, kata mantan Kepala Biro Kesra Pemprov Sultra, akan dipakai Ali Mazi pada tanggal 10 Mei mendatang bersamaan dengan gelaran acara pameran HUT Sultra di Koltim.
“Seragam gubernur ini dijahit siswa SMK lho. Jadi jangan salah, siswa kejuruan keren bisa diandalkan. Kita beri ukuran Pak Gubernur, mereka mendesain, mereka yang jahit,” ujar Yusmin memuji baju karya desain siswa SMK lokal Sultra.
Bukan tanpa alasan, Diknas Sultra mempercayakan pengerjaan baju tenun Gubernur kepada siswa SMK lokal. Kata Yusmin, langkah ini merupakan wujud implementasi program Merdeka Belajar yang telah dilaunching pada 28 Februari lalu saat kunker Ali Mazi ke beberapa sekolah di Kota Baubau.
“Ini wujud nyata program Merdeka Belajar yang mana ini juga dipakai sebagai tema nasional Hardiknas. Program Merdeka Belajar artinya disamping belajar teori, siswa juga dilatih kenal lingkungannya. Kita memberdayakan talenta muda di sekolah kejuruan. Sultra sudah lebih dulu bergerak dari tiga bulan lalu. Tema Merdeka Belajar yang kita gaungkan dulu, sekarang jadi tema nasional. Kita patut bangga,” ujar Yusmin.
Lewat program Merdeka Belajar, Diknas Sultra melatih siswa kejuruan agar siap menghadapi dunia kerja, memiliki jiwa interpreneur dan siap memanfaatkan skill yang diperoleh dari sekolah kejuruan begitu lulus.
Selain menjahit baju Gubernur Sultra, lanjut Yusmin, siswa SMK se-Sultra kini juga tengah bergerak menjahit baju seragam bagi siswa-siswi lain dari 17 kabupaten/kota di Sultra.
Diknas Sultra diketahui telah mengeluarkan kebijakan agar siswa SMA wajib membeli baju seragam yang diproduksi oleh siswa SMK lokal di Sultra.
“Saya sudah cek, SMK di Sultra punya cukup mesin jahit untuk melayani orderan baju seragam. Di Kendari ada sekitar 100an, Kolaka 80an. Kita wajibkan siswa SMA beli baju seragam karya anak SMK. Mungkin tidak sekaligus semua, tapi bertahap,” terang Yusmin. Adm