LAJUR.CO, KENDARI – Kegiatan Pasar Murah digelar pemerintah di beberapa titik di Kota Kendari cukup mampu mengendalikan kenaikan harga-harga sembako belakangan ini. Tren harga beras diketahui mulai melandai selama beberapa pekan terakhir.
Badan Urusan Logistik (Bulog) Sulawesi Tenggara terus memastikan terpenuhinya pasokan beras selama acara pasar murah berlangsung. Hal ini dilakukan guna mendukung upaya pemerintah dalam rangka mengendalikan inflasi. Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Tenggara (Sultra) mencatat, inflasi di Sultra untuk September 2023 mengalami kenaikan sebesar 0,36 persen.
“Dengan banyaknya kegiatan pasar murah, walaupun tidak secara langsung menurunkan harga tapi masyarakat bisa memenuhi kebutuhannya. Harga beras masih bertahan sesuai harga eceran tertinggi (HET), dimana kalau beras medium itu Rp10.900, tapi masih ada yang menjual 11 ribuan,” jelas Kepala Divre Bulog Sultra Mardati Saing, Jumat (3/11/2023).
Banyaknya pasokan beras disuplai ke titik lokasi gerakan pangan murah diakui ikut membantu mengurangi grafik kenaikan harga beras.
Sepanjang program gerakan pangan murah, sebanyak 18.700 ton beras merk dagang program Stabilitas Pasokan Harga Pangan (SPHP) telah dikucurkan Bulog Sultra untuk memenuhi kebutuhan beras masyarakat.
“Mungkin dari SPHP kami sudah 18.700 ton, ya sekitar 20 persen kita salurkan ke konsumen akhir melalui pengecer di pasar termasuk gerakan pangan murah. Sekarang semua pasar di Kota Kendari, Kota Baubau, dan semua kabupaten itu pengisian beras juga tersedia beras pemerintah,” ujarnya.
Gerakan Pangan Murah (GPM) merupakan salah satu program Badan Pangan Nasional (BAPANAS) dan telah dilaksanakan di berbagai wilayah di Indonesia. Selain beras, komoditas lain juga disediakan dalam acara untuk mengendalikan kenaikan harga tersebut.
Di Provinsi Sultra Program GPM dilakukan lewat pasar murah masih digelar berbagai kabupaten/kota untuk menekan inflasi selama musim kemarau panjang akibat El Nino. Adm