LAJUR.CO, KENDARI – Penjabat (Pj) Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) Andap Budhi Revianto memimpin apel gabungan lingkup Pemprov Sultra, Senin (17/2/2025). Apel gabungan ini merupakan upacara terakhir yang diorkestrahi Andap Budhi Revianto menyusul pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur Sultra terpilih Andi Sumangerukka – Ir Hugua pada 20 Februari mendatang.
Selain sebagai ajang pamitan, banyak pesan dan arahan pentinh disampaikan mantan Kapolda Sultra itu. Dalam penyampaiannya, Andap mengenang kali pertama memimpin apel lingkup Pemprov Sultra setelah mendapat amanah dari Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, melanjutkan estafet pemerintahan di Sultra.
“Pada 11 September 2023, untuk pertama kalinya saya memimpin apel di sini. Saat itu, banyak rekan-rekan yang tidak hadir dengan berbagai alasan, salah satunya karena cuaca. Padahal, kita semua tahu bahwa inti dari reformasi birokrasi adalah pelayanan publik yang dimulai dengan kesiapan kita, salah satunya melalui apel pagi dan pemberian arahan sebelum bertugas,” ujar Andap Budhi.
Ia menyebut, amanah Pj Gubernur merupakan jabatan yang tidak ia rencanakan sebelumnya. Saat menjabat Sekjen Kemenkumham RI, Andap mendapat diserahi tambahan tugas baru memimpin Provinsi Sultra di masa transisi.
“Meskipun saya pernah menjabat sebagai Kapolda Sultra pada periode 12 Desember 2016 hingga 8 Maret 2018, jabatan Pj Gubernur ini bisa dibilang ‘dadakan,’ bukan sesuatu yang saya persiapkan,” ujarnya.
“Jika dihitung sejak pelantikan oleh Mendagri pada 5 September 2023 hingga hari ini, saya telah menjalani tugas selama 531 hari atau 1 tahun, 5 bulan, 15 hari. Jika dihitung hingga tanggal 20 Februari nanti, masa jabatan saya akan berakhir setelah 534 hari atau 1 tahun, 5 bulan, 18 hari,” lanjut Andap.
Di sela pengarahannya tersebut, Andap mengutarakan empat hal penting sebagai ungkapan pamitan kepada seluruh aparat birokrasi Pemprov Sultra.
“Pada kesempatan ini, ada empat hal yang perlu saya sampaikan: terima kasih, mohon maaf, mohon diri, dan mohon doa restu,” ujar Andap.
Ia mengakui, dalam menjalankan tugasnya, tidak luput dari kesalahan dan kekhilafan. “Tidak ada gading yang tak retak. Dalam dinamika saya memimpin, pasti ada kesalahan. Untuk itu, saya mohon maaf lahir dan batin atas segala kekhilafan,” ujarnya.
Andap Budhi turut memaparkan beberapa capaian selama masa tugasnya di Sultra. Diantaranya adalah keberhasilan menuntaskan delapan isu strategis nasional. Delapan isu strategis antara lain seperti pengendalian harga pangan, percepatan penanganan kemiskinan dan stunting, pemberdayaan UMKM berbasis digital, serta optimalisasi pemberdayaan sektor pariwisata dan hilirisasi nikel.
“Saya ingin mengucapkan terima kasih atas kerjasama yang baik, sehingga kita bisa meraih lebih dari 40 penghargaan selama masa jabatan ini, baik di bidang pendidikan, kesehatan, pariwisata, dan lain-lain,” tambahnya.
Menutup pidatonya, Andap berpesan agar ASN menjaga komitmen memberikan pengabdian terbaik dan pelayanan publik maksimal kepada masyarakat.
“Bagi saya, Pemprov Sultra adalah tempat harapan bagi seluruh rakyat. Kita harus memastikan tidak ada lagi rakyat Sultra yang tertinggal. Saya berharap kita semua dapat bekerja dengan ikhlas, tanpa pamrih, dan selalu berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Mari kita satukan hati dan pikiran, serta teguhkan komitmen untuk membangun Sultra yang lebih baik,” pungkas Andap. Adm
