LAJUR.CO, KENDARI – Indeks Perkembangan Harga (IPH) Kabupaten Muna Barat mencapai 9,23 persen periode Minggu ke 1 Januari 2024. Angka ini menjadikan Muna Barat menempati posisi pertama dari 10 kabupaten/kota dengan kenaikan IPH tertinggi di Indonesia.
Angka kenaikan IPH ini disampaikan Plt Kepala BPS RI Amalia Adininggar Widyasanti dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi bersama Kementerian Dalam Negeri, Senin (8/1/2024). Amalia mengatakan secara kumulatif, pada tahun 2023, ada 50 kota mengalami inflasi di atas inflasi nasional.
Rakor yang dilaksanakan secara serempak di seluruh Indonesia dan dipimpin Mendagri Tito Karnavian itu diikuti sejumlah pejabat di Sultra secara virtual. Turut hadir jajaran Pemerintah Provinsi Sultra yakni Kadis Ketahanan Pangan, Asisten Perdata dan Tata Usaha Negara Sultra, Sekdis SDA dan Bina Marga.
Kemudian Kabid Ketahanan Pangan, Dinas Perkebunan dan Hortikultura, Disperindag, Inspektorat dan Perwakilan Bulog, BI serta pejabat terkait.
Dalam kesempatan tersebut dipaparkan bahwa komoditas penyebab inflasi yang dominan menyumbang andil inflasi tahun 2023 yakni beras, cabai merah, cabai rawit, bawang putih dan daging ayam.
Berdasarkan data SP2KP – pencatatan tanggal 2-5 Januari 2024,secara nasional jumlah kabupaten/ kota yang mengalami kenaikan IPH turun sebesar 37 persen poin. Kenaikan harga tertinggi terjadi di Kabupaten Muna Barat dengan nilai IPH 9,23 persen dari 42,29 % kabupaten/kota di luar pulau Jawa dan Sumatera.
Selain Mubar, juga ada Kabupaten Buton yang berada di urutan keenam dengan IPH 3,31 persen. Dimana komoditas yang mendominasi adalah ikan kembung, bawang merah dan cabai merah. Cabai merah adalah komoditas yang fluktuasi harganya cukup siginifikan selama Januari 2024 (sampai minggu ke-1).
“Bawang merah, bawang putih, dan daging ayam ras adalah tiga komoditas yang mengalami kenaikan harga paling banyak di kabupaten/kota dan mempengaruhi perubahan IPH pada minggu ke-1 Januari 2024,” jelas Amalia Adininggar.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Sultra, Ari Sismanto menyampaikan IPH Minggu ke-1 Januari 2024 di Sultra masuk urutan ke-7 tertinggi nasional secara IPH di Minggu pertama Januari. Sementara IPH Kabupaten Mubar masuk kategori tertinggi nasional dengan komoditas andil terbesarnya antara lain udang basah, beras, cabai rawit.
” Jadi ada 10 besar IPH Minggu pertama Januari ini, Sultra masuk 2 Kabupaten yakni Kab. Muna Barat dan Kabupaten Buton dengan IPH 3,31 persen dengan komoditas andil terbesarnya ikan kembung, bawang merah dan cabai merah,” kata Ari Sismanto.
Tingginya IPH dua kabupaten di Sultra itu menuntut Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Sultra untuk menentukan langkah strategis guna menekan laju IPH. Ari Sismanto meminta kerjasama stakeholder terkait bekerja sama menurunkan angka inflasi tersebut.
“Mohon support teman-teman dari perkebunan, koperasi, karantina, dan Bulog khususnya beras yang masih menjadi komoditas penyumbang IPH di Muna Barat. Kita bersama-sama mengintrospeksi sehingga mudah-mudahan dengan introspeksi kita akan segera turun tentunya. Saya sudah hubungi Pj. Bupati Mubar dan Pj. Bupati Buton untuk segera mengambil langkah-langkah terkait dengan data ini,” tuturnya.
Dalam arahannya, Mendagri Tito Karnavian menyebut angka inflasi di Indonesia berada di peringkat 4 dari 11 negara anggota ASEAN. Tito Karnavian menekankan agar pemerintah daerah tidak terlena dengan angka yang cukup terkendali tersebut.
“Kita dengan angka ini relatif terkendali tapi kita jangan terlena, apalagi daerah. Karena terjadi variasi di tingkat nasional, ini angka kombinasi dari penyatuan kerja pemerintah pusat dan daerah,” jelas Tito.
Perkembangan inflasi dari Desember 2023 terhadap Desember 2022 terjadi penurunan yakni sebesar 2,61 persen. Sedang inflasi dari Desember 2023 terhadap November 2023 terjadi kenaikan menjadi 0,41 persen. Secara umum kenaikan inflasi ini dipengaruhi makanan, minuman, tembakau, transportasi, rekreasi, olahraga, budaya dan perawatan pribadi serta jasa lainnya. Red