SULTRABERITA.ID, KENDARI – Hampir tiga pekan berjuang agar sembuh dari penyakit gizi buruk dialaminya, Gale Syahputra (9 tahun) dilaporkan meninggal dunia di RSUD Bahteramas Kendari, Jumat 13 November 2020 sekitar pukul 06.00 WITA.
Kondisi bocah malang tersebut sempat dikabarkan membaik usai menjalani perawatan intensif di rumah sakit plat merah milik pemerintah. Namun, belakangan kesehatannya menurun drastis.
Endang, anggota Jaringan Pendamping Kebijakan Pembangunan (JPKP) yang intens mendampingi bocah Gale selama menjalani perawatan di RSUD Bahteramas mengatakan Gale mengalami fase kritis dua hari lalu. Badannya melepuh. Ia mengalami demam tinggi. Suhu tubuh Gale bahkan mencapai 40,2 derajat celcius.
“Mulai membaik, Minggu sampai Senin sempat membaik. Dari kemarin kritis. Demam tinggi 40,2 derajat. Sesak napas. Badannya melepuh. Almarhum sekarang dibawa ke rumah duka. Usia jumatan dimakamkan,” ujar Endang mengabarkan riwayat kondisi Gale selama di RSUD Bahteramas.
Almarhum, kata dia, kini disemayamkan di rumah duka di Kecamatan Kapoiala Kabupaten Konawe. Tim JPKP masih terus mendampingi keluarga korban hingga proses penguburan bocah Gale selesai.
Sebelumnya, dirilis Sultraberita.id, awal November lalu, Gale Syahputra ditemukan oleh tim relawan JPKP dalam kondisi menderita gizi buruk di rumah salah seorang keluarganya di Desa Lalonggombuno, Kecamatan Kapoiala, Kabupaten Konawe dalam kondisi menderita gizi buruk.
Badan bocah lelaki berusia sembilan tahun ini kurus bak tulang dibungkus kulit. Dadanya membusung dengan tulang rusuk menonjol. Badannya tak lagi bisa digerakkan.
Gale didiagnosis menderita gizi buruk. Lahir dalam kondisi miskin, sang ibu yang berdomisili di Kota Kendari Sultra itu hanya bisa pasrah mengetahui putranya divonis mengalami gizi buruk.
Lama terkatung-katung, bocah malang itu akhirnya mendapat pertolongan dari seorang relawan asal Konawe yang tergabung dalam JPKP, Sri Endang. Kondisi buruk bocah penderita gizi buruk itu pertama kali didapat dari foto yang bersiliweran di lini facebook.
Sri Endang langsung bergerak memboyong Gale. JPKP ini pula lah yang bantuan finansial agar Gale mendapat pertolongan medis secepat.
Kini Gale telah mendapat perawatan intensif di RSUD Bahteramas. Badannya dijejali infus agar pasokan obat dan makanan bisa dicerna.
“Dia ibunya didapat di Desa Lalonggombuno, Kecamatan Kapoiala Kabupaten Konawe. Ada seminggu di kampung itu sampai ada warga yang posting kondisi anak itu di medsos. Kemudian ada pesan yang masuk di group kerukunan saya ada foto anak itu yang dishare. Terus saya tanya siapa anak itu, kata teman itu keponakan ibu Marta, saya tanya lagi sudah lamakah di kampung sini, kenapa baru di share,” ungkap Endang, Selasa 3 November 2020.
Kata ibunda Gale, nafsu makan sang anak mendadak turun drastis. Kondisinya kian hari kian parah. Badan bocah itu pun lemas dan kurus.
Selama lima hari mendapat pertolongan medis di RSUD Bahteramas, kondisi Gale berangsur membaik. Ia mulai bisa menggerakkan anggota badannya.
Padahal sebelumnya, aku Endang, tubuh bocah itu sulit digerakkan. Bahkan matanya pun tak pernah berkedip lantaran gizi buruk kronis dialami.
“Dulu badannya tidak respon apa-apa, kita gerakkan pun kayak menggerakkan kayu tidak ada rasa nyeri atau apa. Tapi sekarang alhamdulillah tubuhnya sudah merespon, kalau kita angkat sedikit tangannya dia sudah mulai rasakan nyeri, sarafnya sudah berangsur membaik,” ujar Endang. Adm