LAJUR.CO, KENDARI – Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) memberi atensi besar terhadap hambatan dan tantangan pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA) di Bumi Anoa.
Berkaitan dengan hal itu, Bappeda Provinsi Sultra mengadakan Workshop Neraca Sumber Daya Alam (SDA) Provinsi Sultra.
Kegiatan itu dibuka langsung Kepala Bappeda Provinsi Sultra Johannes Robert di Hotel Zahra Syariah, Kendari, Senin (25/7/2022).
Neraca Sumber Daya Alam (SDA) dan Lingkungan Hidup (LH) adalah gambaran aliran input alam dari lingkungan ke dalam ekonomi dan aliran limbah dari ekonomi ke lingkungan.
Neraca SDA dan LH disusun sesuai kebutuhan dan jenjang pemerintahan. Hal itu tertuang dalam Peraturan Pemerintah nomor 46 tahun 2017 tentang Instrumen Ekonomi Lingkungan Hidup.
Workshop neraca SDA ini diikuti oleh para kepala Bappeda tingkat kabupaten se-Sultra, serta sejumlah dinas terkait seperti Dinas Lingkungan Hidup Sultra, Forum Daerah Aliran Sungai Sultra maupun Dinas Kehutanan Sultra.
Dalam workshop yang digelar, Bappeda Sultra menggandeng akademisi bidang oseanografi sebagai narasumber.
Tenaga pengajar Universitas Halu Oleo Mulidin sebagai salah satu narasumber mengangkat sejumlah isu prioritas. Diantaranya perhitungan cadangan yang akurat, analisis daya dukung, pengembangan teknologi, dan kerusakan lingkungan.
“Sultra ini sampai Morowali ada 60 lebih permohonan pembangunan smelter. Ini indikasi bahwa ternyata sumber daya alam kita ini masih banyak. Tantangan untuk kita jangan sampai kita ketinggalan. Harusnya kita tidak boleh jadi penonton di rumah kita sendiri,” papar Mulidin.
Hasil workshop nantinya menjadi acuan dalam penyusunan rencana aksi pengelolaan SDA. Red