SULTRABERITA.ID, KONAWE – Lumbung Informasi Rakyat (LIRA) Konawe dan Kapoila angkat bicara terkait aksi demonstrasi massa PT Andalniaga Boemih Energi (ABE) dan PT Konawe Putra Propertindo (KKP) di kawasan PT Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI) di Morosi, Rabu 29 Januari 2020.
BACA JUGA :
- ATM Bank Sultra di DKI Jakarta Bertambah, Terbaru Ada di Mess Pemprov
- 528 Hari Pengabdian Andap Budhi Revianto di Sultra, Delapan Isu Strategis Nasional Rampung
- Tri Berdayakan Calon Atlet Esports Lewat Ajang H3RO Masterclass
- Kemendikti Pastikan KIP Kuliah Aman, Tak Dipangkas Efek Efisiensi Anggaran
- Harga Emas Antam Cetak Rekor, Tembus Rp 1,7 Juta per Gram
Demo berujung ricuh diketahui menyangkut pembayaran tunggakan utang PT KPP ke PT ABE terkait pembangunan jalan hauling dan jembatan di Kecamatan Morosi, Kabupaten Konawe
Camat LIRA Morosi, Lukman mengecam keras tindakan dilakukan kedua perusahaan yang mengakibatkan kekacauan di wilayah tersebut.
“Sebagai Camat Lira Morosi sekaligus warga asli Morosi, mengecam keras tindakan premanisme yang dilakukan kedua perusahaan tersebut. Apalagi terjadi bentrok dan beberapa orang massa sampe membawa senjata tajam,” ucap Lukman saat dihubungi, Senin 3 Februari 2020.
Ia menegaskan, seharusnya aksi unjuk rasa perusahaan terkait utang piutang diselesaikan dengan persuasif. Bukan dengan cara pengerahan massa hingga memancing keributan di Kecamatan Morosi.
“Saya memberikan warning untuk tidak melakukan kekacauan di wilayah kami, jadi sekali lagi saya tekankan jangan lagi terjadi hal yang serupa. Jika ada unsur penipuan terkait utang piutang silahkan bawa ke pengadilan karena hanya itu solusinya,” urainya.
Setali tiga uang, Camat Lira Kapoiala, Wahyu Ramdani, mengatakan aksi dua perusahaan telah menimbulkan keresahan warga Morosi.
“Kedua perusahaan yang mengerahkan massa sangat membuat gaduh perusahaan VDNI dan masyarakat sekitar tambang, ini seharusnya tidak terjadi. Jadi saya tekankan aparat kepolisian untuk segera mengambil tindakan persuasif,” tegas Wahyu. Adm