LAJUR.CO, BUSEL – Selain terkenal dengan pesona pantainya yang eksotik dan produk hasil laut, Kabupaten Buton Selatan dianugerahi tanah subur yang pas untuk pengembangan komoditi pertanian bawang merah. Daerah pecahan Kabupaten Buton ini diketahui telah lama dikenal dengan komoditi palawijanya.
Kecamatan Lapandewa dan Burangasi merupakan dua lokasi yang menjadi sentra pengembangan bawang merah. Melihat potensi bawang merah yang begitu melimpah, sejumlah milenial Busel tergerak mengembangkan usaha bawang goreng yang kini dikenal dengan nama bawang goreng DZ Khas Lande.
Usaha rumahan yang dikelola oleh Zain dan Diran ini terletak di Desa Gerak Makmur Kecamatan Sampolawa Kabupaten Buton Selatan. Meski berstatus usaha kecil, produk bawang goreng DZ Khas Lande telah menembus swalayan-swalayan dalam dan luar Kepulauan Buton.
Zain mengatakan, dalam sebulan mereka rerata menjual lebih dari 350 kemasan bawang goreng. Kisaran harga dipatok antara Rp 23 ribu per bungkus dan 25 ribu perbotol. Usahanya kinu telah mempekerjakan 4 orang karyawan.
“Salah satu tanaman yang menjadikan desa ini terkenal adalah bawang merah Lande. Bawang merahnya unik berbeda dari bawang merah biasa. Warnanya merah delima dan beraroma khas ketika digoreng dan kategori bawang merah ini berharga tinggi. Ini yang menjadikan bawang merah goreng kami rasanya berbeda dengan yang biasa,” urai Zain.
Ia bercerita produk bawang berasal Busel kalah saing dengan bawang merah impor lantaran harganya yang terbilang tinggi.
“Petani bawang merah Lande terkadang kebingungan menjual hasil bawang merahnya karena harga dari pemasok bawang lain lebih murah,” ungkapnya.
Melihat kondisi ini, Zain dan Diran mengambil langkah dan inisiatif untuk mengolah bawang merah Lande menjadi bawang goreng untuk menjawab problem yang dialami petani bawang merah Lande.
“Motifasi kenapa sampai harus mengolah bawang goreng ini adalah melihat desa kami memiliki potensi bawang merah yang cukup dan sangat berbeda dengan yang lain. Tetapi petani kami tetap kesulitan menjual hasil taninya karena dipasaran kebanyakan pelaku pasar dan konsumen pasar memilih bawang yang harga murah dibanding bawang merah Lande disebabkan bawang merah Lande yang harganya agak mahal. Kecuali memang yang membeli yang sudah mengetahui kualitas bawang merah Lande, ini yang menjadi langganan tetap kami,” urai Zain.
Ia bercerita, bisnis bawang goreng DZ Lande dijalankan dengan modal seadanya. Ia bahkan terpaksa meminjam beberapa alat tetangganya saat pertama merintis usaha itu.
“Ada yang dipinjam ke tetangga. Sebagian diambil di dalam rumah sendiri seperti pemotong bawang, kuali, kompor, timbangan, perekat kemasan, dll. Kemasan yang dipake pun masih memakai kemasan plastik es batu dan stiker memakai bahan kertas HVS direkatkan dengan isolasi double tip,” kenangnya.
Khusus untuk bahan baku, Zain mengatakan mengambil pasokan produksi petani bawang merah Lande di Desa Gerak Makmur, Desa Windu Makmur dan kawasan Lapandewa.
“Bulan Juli 2017, kami pun mulai observasi lapangan dengan tujuan untuk mengetahui kondisi pasar dan mencatat outlet-outlet yang cocok untuk dijadikan pasar bawang goreng. Target kami mengejar pasar modern, dengan alasan jika pasar modern kami bisa dapat, penjualan lebih lancar dan bisa merambah luas,” lanjutnya.
Pelan tapi pasti, kedua pemuda Busel ini mulai melebarkan sayap. Februari 2018 usaha bawang goreng yang dinamai Bawang Goreng DZ Khas Lande telah dilengkapi izin edar sehingga bisa menembus etalase swalayan-swalayan modern di Kepulauan Buton.
“Produk kami sudah ada Rikamart 1, Rikamart 2, Liwanda Swalayan, Dilimas swalayan dll. Semakin hari permintaan pun mulai ada dari penjualan online dan repeat order serta mendapat kepercayaan untuk menyuplai permintaan konsumen di swalayan-swalayan kepulauan Buton,” ungkap Zain.
Dari sini, mereka mendapat tambahan modal untuk membeli peralatan produksi yang jauh lebih memadai sehingga guna meningkatkan kualitas dan melayani permintaan dalam skala besar dengan maksimal. Sebut saja diantaranya seperti alat pemotong bawang, timbangan digital, alat perekat kemasan, spiner dan kompor.
“Kualitas kemasan juga kami terus inovasi. Dari kemasan plastik es batu, kami ganti dengan kemasan aluminium voil untuk kemasan refill dan kemasan botol,” paparnya.
Zain dan Diran bersyukur, kini usaha bawang goreng DZ Khas Lande yang digagasnya telah memiliki pelanggan tetap dan mendapat respon positif dari pasar. harus memastikan bahwa proses produksi dari pengadaan bahan mentah sampai delivery atau pengiriman agar selalu dapat berjalan dengan baik.
Alhamdulillah, sampai saat ini Usaha Mandiri bawang goreng DZ Khas Lande semakin meningkat permintaan produknya dan mulai membuka pasar diluar dari kepulauan Buton.
Mimpi Zain dan Diran Rumarubun sebagai Pemilik Usaha Mandiri bawang Goreng DZ khas Lande ke depan adalah terus meningkatkan pasarnya dan terus memperbaiki tata kelola usahanya sehingga penambahan volume permintaan pasar dapat dilayani dengan kemampuan produksi dan akan menjadikan Usaha mandiri Bawang goreng DZ khas Lande Sebagai pasar utama bagi petani bawang merah Lande, dan petani bawang merah desa Windu makmur dan Petani bawang merah dari Lapandewa.
“Kami bersyukur kepada Allah SWT dan berterima kasih kepada orang tua, masyarakat dan sahabat-sahabat lainnya yang terus memberi kami semangat untuk menjadi orang yang mandiri,” pungkasnya. Adm
Terus dukung Milenial dalam mengembangkan potensi daerah