LAJUR.CO, KENDARI – Kegiatan translokasi satwa endemik dilakukan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Resort Baubau, Minggu (14/7/2024).
Kegiatan pemindahan sejumlah satwa endemik itu menggunakan KM Dobonsolo, tujuan BKSDA Maluku sekitar pukul 20.00 WITA. Sejumlah satwa yang dilindungi ini terdiri atas walabi (kanguru kecil), dan puluhan unggas.
Satwa-satwa ini berasal dari temuan para tim patroli peredaran tumbuhan dan satwa liar (TSL) di Pelabuhan Murhum beberapa waktu lalu.
Kata Kepala BKSDA Sultra, Sakrianto Djawie bahwa satwa-satwa yang akan ditranslokasi itu terdiri dari Nuri Bayan, Cenderawasih Raja, Nuri Maluku, Walabi, Cucak Timor, dan Kakaktua Jambul Kuning.
Kemudian ada Nuri Kepala Hitam dan Nuri Aru. Total satwa yang akan dikembalikan ke Maluku dan Papua itu sebanyak 30 ekor.
“Ada 19 ekor Nuri Aru, 3 ekor cenderawasih raja dan 2 ekor Walabi, beberapa satwa lainnya,” kata Sakrianto Djawie, Senin (15/7).
Hewan kanguru kecil atau dikenal Walabi berasal dari pantai timur Australia, dari pertengahan Queensland di selatan hingga Victoria dan sebagian Australia Selatan. Umumnya ditemukan di hutan kayu putih dan area terbuka dengan naungan pohon di dekatnya termasuk di lahan pertanian.
Di Indonesia, Walabi juga menjadi hewan endemik yang bisa ditemukan di kawasan Taman Nasional Wasur, Kabupaten Merauke, Provinsi Papua. Sama dengan Walabi, Cenderawasih Raja juga biasa ditemui di wilayah Papua.
Sementara Cucak Timor menjadi burung khas kawasan timur Indonesia terutama di Pulau Timor. Habitat burung Cucak Timor atau Koak Kiau ini adalah di hutan dataran rendah, pinggiran hutan, hutan sekunder, savana, dan pohon-pohon di sepanjang pantai. Red