LAJUR.CO, KENDARI – Film bertajuk Lafran “Saya Lillahi Taala Untuk Indonesia” secara serentak resmi dirilis di seluruh bioskop Nusantara pada tanggal 20 Juni 2024. Acara nonton bareng (nobar) mewarnai kemeriahan peluncuran film yang menceritakan perjuangan pendiri organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Lafran Pane itu.
Film Lafran ini telah ditonton ribuan pasang mata, baik dari kalangan masyarakat hingga politikus dan tokoh nasional. Soft launching film ini sebelumnya telah digelar pada 5 Februari 2024 bertepatan dengan hari lahir HMI, yakni 5 Februari 1947 (15 Rabiul Awal 1366 H).
Bupati Konawe Utara (Konut) Sulawesi Tenggara (Sultra), H Ruksamin menjadi salah satu pejabat publik yang turut menyaksikan film disutradarai Faozan Rizal itu. Dihadiri Mendagri Tito Karnavian, H Ruksamin juga tampak mengikuti pemutaran Film Lafran dalam acara nobar di Djakarta Theater, Kamis (20/6).
Selaku Koordinator Majelis Wilayah Korps Alumni HMI (MW KAHMI) Sultra, H Ruksamin mendampingi Koordinator Presidium MN KAHMI Ahmad Doli Kurnia Tanjung dalam acara tersebut. Selain itu, juga tampak bakal calon Gubernur Sultra Wa Ode Nurhayati, dan Politisi Partai Golkar Abdul Rahman Farisi.
Beberapa waktu lalu, tepatnya pada 3 Juni 2024 Koordinator Presidium MN KAHMI, sekaligus Ketua Komisi II DPR RI, Ahmad Doli Kurnia Tandjung juga telah menghadiri acara nobar di salah satu bioskop di Kota Kendari.
Kehadiran Dimas Anggara sebagai aktor utama memerankan tokoh Lafran Pane menjadi daya tarik tersendiri bagi para pecinta film maupun yang berasal dari organisasi HMI itu sendiri. Dalam ceritanya, Dimas Anggara berjuang mendirikan HMI sebagai wujud kegelisahannya melihat kaum muslim terpelajar yang larut dalam sekularisme dan melupakan ibadah.
Semasa kecilnya, Lafran dipindahkan dari desa kelahirannya karena ia kurang disiplin dalam belajar. Pada saat ia beranjak remaja, malah menjadi seseorang yang suka memberontak dan menjadi petinju jalanan. Bahkan saat Jepang masih menjajah Indonesia, Lafran sempat dipenjara karena membela hak para pribumi.
Dinamika dalam perjalanan hidupnya terus berlanjut sampai di bangku kuliah. Dirinya memutuskan menempuh kuliah di Yogyakarta, sebuah kota yang jauh dari kampungnya sendiri di Pulau Sumatera. Pada masa-masa ini, Lafran kerap terlibat dalam perdebatan dengan mahasiswa lain tentang berbagai persoalan di negeri ini.
Dengan kekuatan tekadnya untuk membuat perubahan, Lafran bersama sejumlah rekannya kemudian berhasil mendirikan HMI. Dalam sebuah adegan di film itu, Jenderal Soedirman menyebut jika HMI merupakan singkatan dari Harapan Masyarakat Indonesia. Jenderal Soedirman sendiri pada saat itu sangat mengapresiasi inisiatif mahasiswa mendirikan organisasi yang berupaya mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Film berdurasi 1 jam 39 menit yang juga dibintangi Lala Karmela itu mengajarkan arti sebuah pengorbanan untuk mencapai sebuah kepentingan bersama. Ada banyak pesan yang dapat dipetik dari film ini salah satunya meningkatkan rasa nasionalisme bagi para penonton.
Atas jasa-jasanya itu, Pemerintah Republik Indonesia, Presiden Joko Widodo menganugerahi Gelar Pahlawan Nasional kepada Lafran Pane berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor: 115/TK/Tahun 2017 tanggal 6 November 2017. Red