SULTRABERITA.ID, KENDARI – Wabah Corona yang saat ini terjadi membuat perubahan besar pada dunia pendidikan. Di Indonesia sendiri pendidikan saat pandemi dilakukan secara daring.
Dalam pemberlakuan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), orang tua berperan menggantikan sementara tugas guru di sekolah saat membimbing sang anak belajar dari rumah.
Masita salah satu orang tua siswa di Desa Liya Togo, Kecamatan Wangi-Wangi Selatan, Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara menceritakan suka duka mengawal PJJ anaknya di rumah.
Ia menilai sistem pembelajaran online tidak berjalan efektif lantaran banyak orang tua tidak memahami cara dan strategi mengajar. Berbada dengan guru yang memang sudah menguasai bagaimana teknik mentransfer ilmu ke peserta didik.
“Dalam PJJ ini, proses belajar mengajar tidak efektif, karena walaupun pendidikan orang tua tinggi tapi orang tua bukan guru yang tahu tentang strategi dalam mengajar dan belajar untuk anak,” ucap Masita.
Sebagai ibu rumah tangga, ia acap kali bingung memberi penjelasan ke anak bagaimana alur penyelesaian tugas yang diberikan oleh guru.
“Kendalanya banyak sekali karena hanya dikasihkan buku untuk belajar terus dikasihkan tugas tanpa di uraikan oleh guru bagaimana contoh penyelesainnya, karena seorang anak perlu mengetahui bagaimana mendapatkan jawaban tersebut,” jelas Masita.
Masita memanfaatkan komunikasi via WhatsApp Grup (WAG) jika ada hal yang perlu dikoordinasikan menyangkut tugas anak yang dibebankan pihak sekolah.
“Untuk pengumpulan tugas yang disetor di sekolah waktunya ditentukan selalu mematuhi protokol kesehatan. Begitupun dengan komunikasi antara guru dengan orang tua siswa di lakukan via WAG,” jelasnya.
Pengumpulan tugas di sekolah semua siswa wajib memakai
masker. Waktunya pun ditentukan agar tidak terjadi kerumunan siswa di sekolah.
“Kalau pemberian tugas di pesan lewat WAG dan ditentukan waktu pengumpulannya sekitar dua atau tiga hari begitu juga sistem komunikasi orang tua siswa dengan guru,” tutur Masita.
Laporan : Samalona