SULTRABERITA.ID, KENDARI – Sejumlah hotel di Kota Kendari mulai menjerit lantaran sepinya pengunjung selama wabah Corona mewabah menghantan Ibu Kota Sultra.
Hotel Imperial misalkan kini memilih tutup sementara hingga batas waktu yang tak ditentukan karena tingkat hunian hotel anjlok di tengah pandemi Corona.
BACA JUGA :
- 6 Manfaat Air Rebusan Beras untuk Kesehatan, Kulit Jadi Cantik
- Audiensi Perdana Rektor UHO dan Gubernur Sultra, Bahas Agenda Kerja Sama Strategis
- SMA Terlibat Tawuran Wajib Apel Pagi di Kantor Gubernur Besok, ASR: Yang Bolos Kirim ke Batalyon!
- PT Vale Kampanye Solusi Pengelolaan Sampah di Kolaka, Guyur Bantuan Kendaraan Operasional ke Pemda
- ASR Besuk Korban Pengeroyokan Sadis SMAN 12 di RSUD Bahteramas, Janji Tanggung Full Biaya Pengobatan
Penutupan Hotel Imperial mulai berlaku hari ini. Sejumlah karyawan hotel itu pun telah dirumahkan pasca merebaknya Covid-19 di Kota Kendari.
GM Hotel Imperial, Hendra dan sekjen PHRI Sultra, Eko Dwi Sasono membenarkan penutupan aktifitas salah satu hotel tertua di Kendari tersebut.
Kata dia, selain mendukung pemutusan mata rantai penyebaran Corona, off sementara itu terpaksa dilakukan karena income hotel yang nihil lantaran tamu nihil.
Beberapa reservasi agenda rapat dan kegiatan di hotel dibatalkan setelah Provinsi Sultra diumumkan masuk dalam kawasan penyebaran virus ganas Corona.
Masyarakat pun enggan menginap karena takut akan menyebaran Covid-19 tersebut.
“Sudah seminggu katanya tidak ada pengunjung. Terpaksa tutup bagaimana lagi tidak ada tamu yang datang. Karyawan sudah dirumahkan. Terpaksa kurangi tidak ada pemasukan,” kata Eko menyampaikan keluhan pebisnis hotel di Kendari.
Ia menyebut tingkat hunian hotel di Kota Luo menurun drastis setelah wabah Corona merambah luas. Kondisi buruk ini mau tak mau membuat pelaku bisnis hotel melakukan langkah ikat pinggang agar tak gulung tikar.
Saat ini, lanjut Dwi ada 130 hotel bernaung dibawah PHRI Sultra. Sebanyak 30 hotel diantaranya berstatus hotel berbintang. Selebihnya non bintang.
Seluruh hotel mengeluhkan nasib sama. Di Kabupaten Wakatobi, kata Eko, beberapa hotel dikonfirmasi juga memilih opsi menutup sementara aktifitas hotel dan merumahkan karyawan karena sepinya pengunjung.
“Tingkat hunian zero persen. Hampir semua hotel mengeluh. Tidak ada tamu. Sebagian juga sudah mengurangi jumlah karyawan. Ada yang pakai sistem sift-sift,” ungkap Eko.
Ia memprediksi dalam beberapa pekan kedepan sejumlah bisnis hotel di Kota Kendari juga akan mengambil langkah sama. Bukan tak mungkin jika kondisi ini berlangsung lama, banyak hotel bakal bangkrut. Adm