LAJUR.CO, KENDARI – Kenaikan harga sejumlah komoditi pangan maupun sayuran di Sulawesi Tenggara (Sultra) yang terjadi selama periode September dipicu biaya produksi dan jasa angkutan transportasi yang terbilang mahal. Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sultra Siti Saleha menanggapi lonjakan beras maupun sembako lain di Sultra.
“Kelihatan memang naik. Sisi permintaan normal. Ini dipengaruhi karena biaya distribusi angkutan dari petani ke penjual ada kenaikan. Biaya produksi naik. Ini yang ikut pengaruhi harga beberapa barang naik seperti beras, minyak dan bawang” jelas Saleha diwawancarai di ruang kerjanya, Kamis (14/9/2023).
Pantauan rutin dilakukan Disperindag Sultra pada tiga pasar besar di Kota Kendari yakni Pasar Mandonga Anduonohu dan Pasar Kota Kendari, ada tiga komoditi kebutuhan rumah tangga yang mengalami lonjakan harga signifikan. Pertama adalah beras, minyak goreng, cabe keriting dan komoditi bawang putih.
Minyak goreng sesuai HET (Harga Eceran Tertinggi) seharga Rp 14 ribu perliter, namun di pasar tradisional rerata dibanderol dengan harga Rp16 ribu perliter. Kenaikan harga mencapai 14 persen.
“Selain pantauan lapangan, kita memantau perkembangan harga minyak lewat aplikasi online Simirah,” sambung Saleha.
Komoditi bawang putih dari HET Rp40 ribu perkilogram, di pasar dijual pada kisaran Rp44 ribu perkilogram.
“Untungnya stok di distributor semua aman. Tidak ada kelangkaan. Bersama TPID, kita terus melakukan pemantauan harga dan stok agar harga tak begitu melambung. Operasi pasar juga pasti dijadwalkan agar inflasi bisa ditekan,” kata Saleha.
Komoditi yang Alami Penurunan Harga
Disperindag Sultra ikut mencatat adanya beberapa beberapa komoditi yang mengalami penurunan harga selama periode September. Sebut saja diantaranya adalah telur ayam, daging ayam, cabe rawit, dan bawang merah.
Telur ayam yang rerata dipasok dari Sidrap Sulawesi Selatan, harganya turun dari normal Rp30 ribu per kilogram menjadi Rp28 ribu perkilogram.
Jenis daging ayam tren harganya turun menjadi Rp31 ribu perkilogram dari semula Rp35 ribu perkilogram.
Komiditi cabe rawit yang biasanya mengalami inflasi signifikan, harga jual dipasaran justru kini jauh lebih murah.
“Cabe rawit dari Rp40-57 perkilogram, sekarang harga pasaran Rp32 ribu perkilogram,” rinci Saleha.
Berikut komoditi bawang merah dari HET Rp36.500 hingga Rp41.500 ribu, di pasar-pasar tradisional Kota Kendari dibanderol Rp 31 ribu perkilogram. Adm