LAJUR.CO, KENDARI – Malam puncak Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) yang diselenggarakan oleh kantor bahasa Sulawesi Tenggara (Sultra) berlangsung meriah. Komika papan atas asal Wakatobi, Arie Kriting hadir menghibur panggung FTBI 2024 di Hotel Claro Kendari, Jumat (23/11/2024).
Acara berlangsung sejak hari lalu secara khusus mengangkat tema “Revitalisasi bahasa daerah”. FTBI digelar untuk menggelorakan kembali penggunaan bahasa daerah dalam kehidupan sehari-hari serta meningkatkan penggunaan bahasa ibu di kalangan generasi muda.
Selain menghibur audiens FTBI, suami Indah Permatasari utu memberikan padangnya tentang pentingnya mengembankan bahasa daerah. Salah satunya adalah dengan cara memulihkan bahasa daerah dan mencerna bahasa daerah itu sendiri.
“Bagi saya bahasa, bukan hanya bahasa daerah tetapi bahasa Indonesia itu juga penting, karna kalau kita salah penyampaian salah juga penerimaan,” ungkap Ari Keriting.
Hal sama diutarakan Kepala Balai Bahasa Provinsi Sultra, Dr Uniawati. Dalam sambutannya, ia mengungkapkan banyak manfaat yang dapat diperoleh anak jika diajarkan bahasa daerah sebagai bahasa ibu atau bahasa pertama mereka.
Menurutnya, banyak penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang menguasai bahasa ibu mereka sejak kecil cenderung memiliki prestasi yang lebih baik dibandingkan dengan anak yang tidak menguasai bahasa ibunya.
“Anak-anak yang memahami bahasa ibunya cenderung lebih terlihat dalam komunitas dan budaya yang mendukung pengembangan jaringan sosial,” ungkap Uniawati, Jumat (22/11/2024).
Kepala Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra, Imam Budi Utomo, mengapresiasi kerja sama antara pemerintah, akademisi, praktisi, serta masyarakat dalam upaya revitalisasi bahasa daerah di Sultra.
“Walaupun ini kali pertama pelaksanaan revitalisasi sosial bahasa daerah di Sultra. Tetapi saya melihat antusiasme masyarakat termaksud para guru dan anak didik untuk mengikuti kegiatan revitalisasi bahasa daerah memang wajib diacungi jempol,” tutur Imam Budi Utomo.
Imam Budi Utomo mengungkapkan tiga prinsip utama dalam upaya revitalisasi bahasa daerah yang dilaksanakan di Indonesia, termaksud Sultra yakni fokus, berkelanjutan dan berkolaborasi.
“Insyaallah pelaksanaan revitalisasi bahasa daerah ini, akan mencapai tujuan kita bersama yaitu agar bahasa daerah, kita tidak mengalami kepunahan. Karna penggunaan bahasa didunia ini bukan lagi menjadi isu dari pemerintah dan bukan menjadi isu dari Indonesia tetapi sudah menjadi isu dunia,” kata Imam Budi Utomo.
Sebagai bagian dari komitmen pemerintah Pemerintah dalam melestarikan bahasa daerah, sesuai dengan peraturan daerah provinsi Sultra No.5 Tahun 2021 tentang penumbuhan, pembinaan dan perlindungan bahasa dan sastra daerah.
Sekretaris daerah (Sekda) Sultra, Asrun Lio mengatakan, setiap individu memiliki tanggung jawab yang besar untuk menjaga, melestarikan dan mempromosikan warisan budaya di Bumi Anoa.
“Kita harus terus berupaya agar bahasa dan budaya daerah kita tidak hanya hidup di masa kini, tetapi juga berkembang di masa-masa yang datang,” ungkap Asrun Lio.
Uniawati, berharap agar FTBI tingkat provinsi memberikan euforia yang nyata untuk semua masyarakat.
“Kita semua harus peduli terhadap kesejahteraan bahasa daerah, kemanapun kita pergi dan tinggal bahasa daerah adalah rumah yang terbaik dan mudah,” kata Uniawati.
Laporan : Ika Astuti