LAJUR.CO, KENDARI – Generasi Baru Indonesia (GenBI) STIE 66 Kendari meluncurkan program inovatif bertajuk GenBI Berdasi (Berdaya Sadar Inflasi) sebagai kontribusi dalam pengendalian inflasi pangan, Minggu (26/1/2025).
Program GenBI Berdasi fokus memanfaatkan lahan kosong milik masyarakat untuk membudidayakan komoditas pangan strategis yang mempengaruhi inflasi. Diantaranya, tanaman bawang merah, cabai, dan terong.
Komunitas GenBI STIE 66 menggandeng masyarakat setempat sebagai langkah kolaboratif dalam memperkuat ketahanan pangan lokal.
Ketua GenBI STIE 66 Kendari Nariky Meinard menjelaskan, tujuan utama program ini adalah untuk meningkatkan ketersediaan komoditas pangan di masyarakat sekaligus menekan lonjakan harga yang sering memengaruhi inflasi.
“Kami ingin mendorong pemanfaatan lahan kosong secara produktif, memberdayakan masyarakat, dan menciptakan stabilitas ekonomi, khususnya dalam menjaga kestabilan harga,” ungkap Nariky Meinard, Senin (27/1/2025).
Melalui program tersebut, GenBI STIE 66 tidak hanya fokus pada hasil panen, tetapi juga memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya peran mereka dalam menjaga kestabilan harga pangan.
“Sebagian besar hasil panen akan dijual untuk mendukung stabilitas harga di pasaran, sementara sebagian lainnya akan dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setempat,” jelas Nariky.
Untuk mendukung keberlanjutan program, setiap anggota GenBI juga secara mandiri menanam bibit cabai dalam polybag yang dibawa pulang ke rumah masing-masing. Langkah ini diharapkan dapat memperluas manfaat program dan menciptakan dampak jangka panjang bagi stabilitas harga pangan.
Sebagai informasi, program GenBI Berdasi awal tahun ini dilaksanakan di Jalan Ade Irma Nasution, Baruga, Kota Kendari. Aksi menanam di pekarangan di kawasan tersebut merupakan inisiatif pertama yang dilakukan oleh masyarakat setempat.
Meski baru pertama kali dilaksanakan, kegiatan ini dirancang untuk berkelanjutan dan menjadi solusi jangka panjang dalam menekan inflasi pangan di daerah.
“Kami berharap program ini tidak hanya menjadi solusi untuk mengendalikan inflasi, tetapi juga memberdayakan masyarakat, mendorong pola konsumsi lokal yang lebih mandiri, serta mengurangi ketergantungan pada pasokan luar daerah. Dengan demikian, kami dapat menciptakan ekosistem ekonomi yang lebih berkelanjutan,” kata Nariky Meinard.
Laporan: Ika Astuti