BERITA TERKINIEKOBISHEADLINE

Geser Konawe, Inflasi Kota Baubau Pasca Lebaran Jadi yang Tertinggi

×

Geser Konawe, Inflasi Kota Baubau Pasca Lebaran Jadi yang Tertinggi

Sebarkan artikel ini

LAJUR.CO, KENDARI – Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Tenggara (Sultra) merilis update perkembangan inflasi empat kabupaten dan kota di Sultra periode April 2024. Kekinian, Kota Baubau menggeser posisi Kabupaten Konawe sebagai daerah dengan tingkat inflasi tertinggi.

Kepala BPS Sultra Agnes Widiastuti mengatakan, inflasi di Kota Baubau tercatat sebesar 3,21 persen.

“Inflasi tertinggi terjadi di Kota Baubau sebesar 3,21 persen dengan IHK sebesar 106,21 dan terendah terjadi di Kabupaten Kolaka sebesar 2,45 persen dengan IHK sebesar 106,77,” rinci Agnes, Kamis (2/5/2024).

Baca Juga :  Selain Beras SPHP, Pasar Murah BI Sultra di PPS Kendari Ikut Jualan Ikan Nelayan

Adapun komoditas yang mengerek inflasi Kota Baubau antara lain komoditi beras, tomat, rokok, mobil dan telur ayam ras.

Inflasi tertinggi kedua terjadi di Kota Kendari sebesar 3,09 persen dengan IHK sebesar 106,57.

Kabupaten Konawe yang sebelumnya berturut memegang rekor inflasi tertinggi kini turun di posisi ketiga dengan catatan inflasi 2,85 persen dan IHK 107,79.

Posisi inflasi terendah masih dipegang Kabupaten Kolaka. Inflasi Kota berjuluk Wonua Mekongga itu terpantau sebesar 2,45 persen dengan IHK sebesar 106,77.

Lebih jauh, BPS Sultra menyebut periode April 2024, inflasi Year on Year (y-on-y) Provinsi Sulawesi Tenggara sebesar 2,93 persen dengan IHK sebesar 106,78.

Baca Juga :  Mudik Kian Lancar, Armada Baru KMP Oputa Yi Koo Rute Dongkala-Baubau Operasi Perdana Senin Besok

Besaran inflasi Sultra terpantau stabil dan berada pada peringkat ke-13 provinsi dengan catatan inflasi terendah se-Indonesia selang periode pasca Idulfitri 1445 H.

Adapub Inflasi y-on-y terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks kelompok pengeluaran. Diantaranya adalah kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 6,66 persen; kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,57 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,45 persen; kelompok transportasi sebesar 2,73 persen; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,46 persen; kelompok pendidikan sebesar 3,40 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 2,31 persen; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 2,21 persen.

Baca Juga :  Kalah Suara Dengan Ridwan Bae, Tenaga Ahli Presiden Jokowi Ngabalin Gagal ke Senayan

Kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks, masing-masing jenis pakaian dan alas kaki sebesar 1,09 dan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,77 persen. Sementara kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga tidak mengalami perubahan/relatif stabil. Adm

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x