LAJUR.CO, KENDARI – Adanya perubahan iklim menjadi tantangan yang harus dihadapi bagi setiap umat manusia saat ini. Dampak negatifnya bisa terjadi kapan saja. Sehingga diperlukan upaya mitigasi yang tepat dari semua kalangan sebelum merugikan masyarakat luas.
Guna menghadapi perubahan iklim tersebut, peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Jurusan Ilmu Lingkungan, Fakultas Kehutanan dan Ilmu Lingkungan Universitas Halu Oleo (UHO) menggelar kegiatan sosialisasi.
Sosialisasi yang mengusung tema “Pemberdayaan Masyarakat dalam Menghadapi Perubahan Iklim Guna Menjamin Ketahanan Pangan” di Desa Andalambe, Kecamatan Tongauna Utara, Kabupaten Konawe (Konut) ini berlangsung pada Kamis (22/8/2024).
Acara yang berlangsung di Balai Desa Andalambe ini dibuka secara resmi Sekretaris Desa Andalambe. Para panitia menghadirkan sejumlah narasumber seperti Dr Ir Khairun dan Dr La Ode Midi. Adapun tujuannya adalah meningkatkan pemahaman dan kapasitas masyarakat dalam menghadapi dampak perubahan iklim khususnya dalam sektor pertanian.
Usai mengikuti giat sosialisasi terkait kiat-kiat menghadapi perubahan iklim ini, masyarakat diharapkan dapat mengadopsi teknik-teknik pertanian yang adaptif terhadap perubahan iklim dan memanfaatkan sumber daya lokal secara lebih bijaksana untuk memastikan ketahanan pangan desa.
Dalam paparannya, Dr La Ode Midi menekankan bahwa perubahan iklim adalah isu global dengan dampak yang sangat terasa di tingkat lokal, terutama pada sektor pertanian. Gas rumah kaca seperti CO2, NO2, dan CH4 yang dihasilkan dari aktivitas manusia berkontribusi signifikan terhadap pemanasan global, sehingga mempengaruhi pola cuaca dan iklim.
“Ketidakpastian iklim ini membuat sektor pertanian rentan terhadap bencana seperti banjir dan kekeringan. Sehingga masyarakat agar bisa mengelola limbah organik dari hasil pertanian sebagai pupuk organik, yang tidak hanya bermanfaat untuk tanah tetapi juga membantu mengurangi emisi gas rumah kaca,” ulasnya.
Sementara itu, Dr Ir Khairun menyinggung upaya adaptasi dan mitigasi yang dapat dilakukan masyarakat dalam menghadapi perubahan iklim. Menurutnya, konservasi tanah dan air menjadi langkah strategis dalam mempertahankan produktivitas pertanian di tengah perubahan iklim.
“Konservasi ini meliputi teknik-teknik seperti pengelolaan air yang efisien dan pemanfaatan lahan secara berkelanjutan, bertujuan menjaga keseimbangan ekosistem sekaligus meningkatkan ketahanan pangan desa,” ujarnya.
Acara sosialisasi kemudian diakhiri dengan penanaman pohon secara simbolik sebagai tanda kebersamaan dan komitmen peserta menerapkan langkah-langkah konkret dalam menghadapi perubahan iklim demi kesejahteraan bersama. Red