LAJUR.CO, KENDARI – Pesona destinasi wisata bahari di Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Sultra) telah lama dikenal hingga mancanegara. Menjadi kawasan segitiga terumbu karang dunia, Wakatobi menyuguhkan keindahan surga bawah laut tak tertandingi.
Keindahan panorama laut Wakatobi diakui artis papan atas yang juga instruktur selam, Kirana Larasati saat hadir sebagai pembicara dalam ajang Wakatobi WAVE 2022, Kamis (10/11/2022). Wakatobi WAVE merupakan agenda tahunan pemerintah dalam upaya mengembangkan dan mempromosikan pariwisata Wakatobi.
Agenda webinar bertajuk “Pengembangan Quality Tourism di Wakatobi” digelar BI Sultra bersama Pemda Wakatobi turut menghadirkan perwakilan Kementerian Pariwisata RI, Wakil Bupati Wakatobi Ilmiati Daud, pelaku industri pariwisata Wakatobi serta stakeholder pariwisata di daerah tersebut.
Saat webinar, Kirana mengakui sempat terjun langsung menyelami eksotisme terumbu karang dan biota laut Wakatobi yang menjadi buah bibir wisatawan asing.
Ia berharap keindahan terumbu karang Wakatobi harus dijaga salah satunya dengan melarang penggunaan bom ikan oleh nelayan. Selain merusak terumbu karang, aktivitas pemboman ikan berpotensi mengancam keselamatan penyelam yang tengah menikmati alam bawah laut Wakatobi.
“Perlu ada kerjasama dengan pemerintah setempat bagaimana cara patroli laut kita supaya lebih aman. Bomnya mungkin jauh, tetapi bisa membuat getaran jantung. Bisa banyangkan kalau ada penyelam yang ada penyakitnya. Supaya agar ada patroli- patroli di laut dan edukasi kepada para nelayan terkait larangan menggunakan bom ikan,” ujar Kirana Larasati saat membawakan materi webinar.
Beberapa masukan turut disampaikan Kirana demi kemajuan industri pariwisata di Wakatobi. Diantaranya ia menyarankan agar para guide atau pemandu wisata lokal diberikan pelatihan-pelatihan teknis menjamu wisatawan asing.
Khusus di sektor usaha mikro kecil menengah (UMKM), lanjutnya harus ada inovasi produk dan layanan yang dapat merangsang peningkatan perekonomian masyarakat serta menarik wisatawan berbelanja dan lebih lama menghabiskan waktu berlibur di Wakatobi.
Sementara itu, Koordinator Strategi Komunikasi Wisata Alam Kemenparekraf Ito Perikesit yang ikut dalam forum webinar mengatakan fasilitas pendukung di tempat wisata Wakatobi harus memadai mendukung aktivitas pariwisata.
Beberapa catatan disampaikan agar salah satunya agar Pemkab Wakatobi dapat menyuguhkan alternatif transportasi seperti akses penerbangan dan menambah beberapa kapal wisata agar memudahkan pelancong mengakses Wakatobi, termasuk gugusan pulau di sana.
“Kemenparekraf pasti ada niat memberi bantuan subsidi penerbangan ke Wakatobi. Namun harus dicek kembali karena prosesnya cukup lama. Ini termasuk salah satu alternatif agar membuat wisatawan yang berkunjung tidak menggunakan waktu yang cukup lama dalam perjalanan,” ujarnya.
Wakil Bupati Wakatobi Ilmiati Daud sendiri mendukung penuh agar wajah pariwisata Wakatobi dikemas sebagai destinasi wisata yang inklusif serta berkelanjutan (Quality Tourism).
Pasangan duet Bupati Haliana ini berpesan agar semua stakeholder terkait dapat menerapkan prinsip-prinsip kemitraan yang nantinya berdampak positif bagi kemandirian ekonomi masyarakat sekitar.
“Untuk mewujudkan hal tersebut, kita harus menerapkan prinsip-prinsip kemitraan yang adaptif, inovatif dan kolaboratif diantara semua stakeholder yang ada. Momentum pemulihan ini semoga dapat memberi manfaat dalam kemandirian ekonomi masyarakat. Juga mendorong peningkatan daya tarik destinasi dan memperkaya aktivitas wisata yang berkesan positif dan mendalam kepada para pengunjung,” papar Ilmiati Daud.
Sebagai informasi forum webinar diselenggarakan BI Sultra banyak membahas solusi pengembangan pariwisata di Wakatobi. Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Angela Herliani Tanoesoedibjo, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sultra Doni Septadijaya, serta sejumlah narasumber dari pegiat dan pemerhati pariwisata ikut memberi masukan dan arahan agar industri pariwisata Wakatobi kembali bergeliat pasca pandemi.
LAPORAN : JENI & NOVITA