LAJUR.CO, KENDARI – Harga komoditi seperti telur yang tidak kunjung normal, sangat dirasakan dampaknya oleh masyarakat. Mereka yang menjual makanan berbahan dasar telur pun harus gigit jari akibat harga semakin meroket.
Seperti salah seorang penjual makanan jenis kue kukus di Kecamatan Lawa, Kabupaten Muna Barat. Ibu Nur mengaku sudah menghentikan usahanya berjualan bolu kukus di pasar semenjak harga – harga melonjak naik.
Hingga saat ini, kenaikan harga yang sangat signifikan itu belum kunjung turun ke harga normal. Diketahui harga sejumlah barang komoditas di Muna Barat ini naik drastis menjelang bulan Ramadan.
“Satu minggu sebelum puasa jualan bolu kukus sudah berhenti, mahal telur. Rp75 ribu per rak, biasanya cuma Rp60 ribu,” ucapnya kepada awak Lajur.co, Rabu (20/3/2024).
Kenaikan harga telur ini berbarengan dengan tingginya harga kebutuhan pokok lain. Selain Telur, kenaikan harga juga masih terjadi pada beras, gula pasir, dan gula merah. Untuk gula merah, harga pasar saat ini adalah Rp35000 per bijinya.
“Beras Rp830 ribu untuk 50 kg. Gula pasir sudah Rp20 ribu per kilo. Semua masih naik. Kalau beras harga normalnya cuma 500-an ribu,” tambahnya.
Bolu kukus merupakan salah satu jajanan hasil olahan dari Telur, Tepung Terigu dan Gula Pasir. Selain tiga bahan pokok ini, hanya dibutuhkan bumbu tambahan bahan pewarna atau penyedap rasa untuk menghasilkan rasa kue yang enak.
Nur tidak menyebutkan berapa pendapatan yang ia dapat dari hasil penjualan kuenya tersebut. Namun, saat ini dirinya telah berhenti menjajakan bolu kukus di Pasar Lawa akibat meroketnya harga bahan pembuatan kue. Red