SULTRABERITA.ID, KENDARI – Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menilai kegiatan belajar mengajar baru dapat kembali dilakukan disekolah ketika jumlah kasus Covid-19 telah menurun.
Ketua Umum PP IDAI Aman Bhakti Pulungan mengajurkan agar kegiatan pembelajaran jarak jauh dilanjutkan pada tahun ajaran baru mendatang karena jumlah kasus belum menurun.
BACA JUGA :
- Suarakan Isu Sampah Wisata Sultra, Talitha Nariko Sabet 3 Penghargaan di Panggung Duta Pariwisata Nasional
- Kalimantan Timur Juara Umum STQH Nasional 2025, Sultra Tempati Peringkat 9, Berikut Daftar Pemenang!
- Nelayan di Muna Tewas Setelah Diduga Langgar Jalur Tongkang, Satu Masih Hilang
- Dirjen Bimas Islam Tutup Perhelatan STQH Nasional ke-28 di Sultra
- Bikin Bangga! Delegasi Sultra Borong Prestasi di Ajang Duta Pariwisata Remaja & Cilik Nasional 2025
“Pembukaan kembali sekolah-sekolah dapat dipertimbangkan bila Covid-19 telah menurun dan kita lihat di TV belum menurun kan,” kata Aman dalam acara rapat koordinasi nasional Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) secara daring, Kamis (11/6/2020).
Aman menuturkan, secara epidemiologis, persebaran wabah Covid-19 di Indonesia belum terkendali, sehingga anak-anak memiliki risiko terinfeksi virus corona.
“Tiap minggu kasusnya naik, tiap minggu ada anak yang meninggal baik positif maupun PDP, bagaimana ini dikatakan terkendali,” ujar Aman.
Selain itu, Aman juga menilai sistem kesehatan serta pemantauan kesehatan masyarakat belum mampu menangani Covid-19.
Ia mencontohkan data kasus Covid-19 yang dilaporkan setiap harinya kerap kali tidak sesuai dengan temuan di lapangan.
“Hari ini diumumkan (zona) hijau, hari itu saya cek ada tiga kasus baru di tempat yang diumumkan hijau. Jadi kan kadang-kadang data yang di TV itu data yang beberapa lama yang lalu,” ujar Aman.
Aman pun menegaskan bahwa anak-anak sama-sama berisiko meninggal akibat terinfeksi Covid-19, selayaknya orang dewasa.
“Anak itu banyak yang meninggal, satu anak pun tidak boleh meninggal. Jangan dibilang anak itu enggak ada (yang) meninggal,” kata Aman.
Diberitakan sebelumnya, Kepala Biro Kerja Sama dan Humas ( Kemendikbud) Evy Mulyani mengatakan, dimulainya tahun ajaran baru tidak dilakukan secara tatap muka. Model pembelajaran akan disesuaikan dengan perkembangan kondisi pandemi Covid-19.
“Yang ingin saya sampaikan adalah klarifikasi bahwa ketika kita bicara tahun ajaran baru ini tidak sama dengan kegiatan belajar mengajar tatap muka disekolah atau pembukaan sekolah artinya bahwa tahun ajaran baru yang dimaksud adalah dimulainya tahun pelajaran baru 2020/2021,” kata Evy dalam video yang ditayangkan dalam talk show bertemaLembaga Pendidikan yang Adaptif Terhadap Kebiasaan Baru, Selasa (9/6/2020).
Evy menuturkan, nantinya model pembelajaran akan tergantung pada perkembangan kondisi Covid-19, mungkin pembelajaran dilakukan seperti tiga bulan terakhir.
“Artinya model pembelajaran akan sangat tergantung pada perkembangan kondisi. Model pembelajaran pertama yang utama sebagian besar sekolah akan melakukan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) seperti yang sudah dilakukan tiga bulan terakhir ini,” ujar Evy. Adm
Sumber : kompas.com
Judul : https://nasional.kompas.com/read/2020/06/11/17205391/idai-sekolah-baru-dapat-dibuka-jika-kasus-covid-19-telah-menurun