LAJUR.CO, KENDARI – Meskipun pengumuman hasil sidang isbat belum dilakukan, dua institusi yang umumnya ikut terlibat dalam penentuan, menyebutkan kemungkinan besar Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1442 Hijriah akan jatuh pada hari Kamis, 13 Mei 2021, yang bertepatan dengan Peringatan Kenaikan Isa Almasih.
Dua institusi tersebut adalah Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), serta Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Jika hari raya lebaran Idul Fitri 1442 Hijriah akan berlangsung pada 13 Mei 2021, maka hal ini terjadi bersamaan dengan hari Kenaikan Isa Almasih.
Fenomena ini dianggap fenomena yang sangat jarang terjadi. Bahkan, ketika tahun 2016 lalu Isra’ Mi’raj bertepatan dengan Kenaikan Isa Almasih yang jatuh hari Kamis, akhirnya peringatan Isra’ Mi’raj diundur menjadi hari Jumat, 6 Mei 2016 yang sudah memasuki tanggal 28 Rajab 1437 Hijriah.
Sebelumnya, hari raya Idul Fitri juga pernah beriringan dengan peringatan Kenaikan Isa Almasih yakni pada tahun 1791, 1889, dan 1987 Masehi.
Meski begitu, kejadian perayaan Idul Fitri bertepatan dengan Kenaikan Isa Almasih ini bisa dikatakan jarang, karena hanya pernah terjadi pada tahun 1727 Masehi dan 1139 Hijriah.
Setelah tahun 2021 ini, maka kejadian serupa akan terulang lagi di tahun 2248 Masehi atau 1676 Hijriah.
Lantas mengapa hari raya Idul Fitri 1442 Hijriah bisa bertepatan dengan Kenaikan Isa Almasih 2021 Masehi?
Menjawab fenomena ini, Peneliti di Pusat Sains dan Antariksa LAPAN, Andi Pangerang Hasanuddin melalui laman edukasi sains lapan mengatakan, bahwa untuk dapat memahami mengapa kondisi perayaan-perayaan tersebut terjadi bersamaan, maka perlu kita ketahui dahulu bagaimana kedua perayaan tersebut ditentukan.
- Perayaan Kenaikan Isa Almasih
Peringatan Kenaikan Isa Almasih atau Yesus Christ Ascension, adalah perayaan yang diperingati 40 hari setelah Paskah Sabtu, atau 39 hari setelah Paskah Minggu atau 41 hari setelah Jumat Agung.
Sehingga, peringatan Kenaikan Isa Almasih ini selalu jatuh pada hari Kamis sesuai dengan ketentuan tersebut.
Dengan demikian, penentuan yang paling penting dalam peringatan ini adalah perhitungan hari raya Paskah.
Andi menjelaskan, hari raya Paskah dalam perhitungannya mengacu pada metode yang dibuat oleh Spencer Jones dalam bukunya yang berjudul General Astronomy pada halaman 73-74 edisi tahun 1922.
Ternyata metode Spencer ini kemudian diterbitkan kembali dalam Journal of the British Astronomical Association volume 88 halaman 91 edisi Desember 1977.
Andi berkata, metode ini sebelumnya sudah diajukan pada tahun 1876 dan muncul dalam buku berjudul Ecclesiastical Calendar (Kalender Gerejawi/Liturgi).
“Saya tidak panjang lebar menjelaskan metodenya dalam tulisan ini, namun hari raya Paskah selalu jatuh pada hari Minggu, setelah Purnama Liturgi (Ecclesiastrical Full Moon) yang mana purnama tersebut jatuh setelah Ekuinoks Musim Semi (20-21 Maret),” jelasnya.
Untik diketahui, Purnama liturgi dan purnama astronomis sedikit berbeda.
Terkadang, kata dia, purnama liturgi beriringan dengan purnama astronoms dengan selisih 1-2 hari, tapi bisa juga berselisih hingga 1 lunasi atau periode sidonis bulan.
Nah, dalam perhitungan peringatan Kenaikan Isa Almasih, maka purnama liturgi yang dijadikan patokan.
Pada tahun 2021 ini, Purnama Liturgi terjadi pada Minggu, 28 Maret 2021. Sejak hari itu, memasuki Pekan Palma dan Hari Raya Paskah ditetapkan seminggu setelahnya, yakni pada Minggu, 4 April 2021.
Sesuai dengan metode perhitungan yang disebutkan di atas, 39 hari setelah 4 April jatuh pada 13 Mei.
Sehingga, peringatan Kenaikan Isa Almasih tahun 2021 jatuh pada hari Kamis, 13 Mei 2021 Masehi.
- Hari Raya Idul Fitri
Kepala Pusat Seismologi Teknik, Geofisika Potensial dan Tanda Waktu BMKG, Rahmat Triyono dalam keterangan tertulisnya mengatakan, konjungsi ijtimak awal bulan Syawal 1442 Hijriah terjadi sebelum matahari terbenam pada Rabu, 12 Mei 2021 Masehi.
Sebagai informasi, ijtimak adalah sebutan untuk konjungsi geosentris, yakni peristiwa di mana Bumi dan Bulan berada di posisi bujur langit yang sama jika diamati dari Bumi, dan terjadi setiap 29,531 hari sekali (satu bulan sinodik).
Pada hari tersebut, ijtimak akan terjadi mulai pukul 01.59 WIB, 02.59 WITA atau 03.59 WIT.
Wilayah yang paling awal mengalami konjungsi geosentris ini adalah di Merauke, Papu pada pukul 17.37 WIT, dan paling akhir adalah wilayah Sabang, Aceh pada pukul 18.46 WIB.
Berdasarkan data hilal awal Syawal 1442 H di atas, dikarenakan posisi hilal minus (-), maka hilal tidak akan teramati pada tanggal 11 Mei 2021.
Sedangkan pada tanggal 12 Mei 2021 berdasarkan ilmu astronomi dan data rekor hilal terlihat oleh BMKG serta jika cuaca cerah (terutama di ufuk Barat), potensi sedang – besar hilal terlihat (teramati).
Sehingga, meskipun keputusan sidang isbat belum diumumkan, dapat disimpulkan bahwa Idul Fitri 1442 Hijriah jatuh pada Kamis, 13 Mei 2021 Masehi yang bertepatan dengan kenaikan Isa Almasih.
“Untuk mengawali bulan Syawal 1442 H, sebaiknya menunggu keputusan Menteri Agama Republik Indonesia yang akan diumumkan pada tanggal 11 Mei 2021 malam, setelah sidang isbat,” tegas Rahmat. Adm
Sumber : Kompas.com