LLAJUR.CO, KENDARI – Kasus tewasnya bocah perempuan bernama Safia (6) di dasar jurang terletak di Desa Kaofe, Kecamatan Kadatua, Buton Selatan tak kunjung menemui titik terang. Murid TK Permata Ibu Desa Kaofe itu ditemukan dalam keadaan telanjang di dalam gua usai beberapa hari dilaporkan hilang.
Anak kecil disapa Safia itu diketahui hilang sejak Sabtu (24/2/2024), dan ditemukan sehari kemudian pada Minggu (25/2/2024) dalam kondisi mengenaskan. Penemuan jenazah bocah perempuan itu pun sempat membuat geger warga setempat. Kebenaran di balik kematian tragis ini pun hingga Mei 2024 belum terungkap.
Pihak keluarga korban dugaan pemerkosaan dan pembunuhan itu lalu mempertanyakan progres kinerja kepolisian setempat, dalam hal ini Polsek Kadatua. Mereka menganggap, kisah tragis dialami keluarganya seakan bakal ditutup tanpa pengungkapan identitas pelaku.
“Polsek Kadatua memang ternyata mau pecahkan kasus sendiri tapi mereka tidak bergerak. Memang belum ada, seakan-akan kasus ini akan dibuat redup dan ditutup begitu saja. Kami dari keluarga walaupun menuntut bagaimana, apalagi kita tidak punya uang,” kata salah satu keluarga Safia bernama Yusran, Kamis (9/5/2024).
Lanjut Yusran, wilayah Busel yang tak begitu luas dinilai tidak akan menyulitkan polisi mencari dan menemukan pelaku.
“Ya itulah lucunya penegak hukum di area Busel, Busel ini seluas apa sih sebetulnya sampai pelaku tidak didapat. Saya rasa hal itu perlu dipertanyakan apa sih kinerjanya mereka begitu,” ucapnya.
Hingga saat ini terduga pelaku kasus tersebut tak pernah ditangkap. Bahkan, Polsek Kadatua mengumumkan status pelaku masuk dalam daftar pencarian orang (DPO). Pengumuman soal DPO ini pun dilakukan usai terjadinya kasus menimpa Safia.
“Cuma memang dari pihak kepolisian itu untuk foto pelaku sudah disebarkan. Terkait pelaku ini nanti kejadian sama almarhumah Safia baru mereka bahasakan bilang ternyata DPO. Sebelumnya tidak ada bahasa itu,” kata Yusran.
Selain itu, Yusran juga mengungkap keluhan keluarga korban. Selama proses mempertanyakan penyebab kematian Safia yang dianggap sebagai adiknya, dirinya beserta keluarga tidak pernah mendapatkan pendampingan dari lembaga terkait. Seperti dinas perlindungan anak dan perempuan (Dinas PPA) setempat diketahui tidak memberikan pendampingan kepada korban kasus terkait.
“Sampai sekarang belum ada pergerakan. Terkait lembaga pendamping itu kemarin kalau tidak salah dari perlindungan anak saja setelah itu tidak tau lagi. Sampai sekarang belum ada lagi, pembahasan mau datang ke rumah tapi belum ada. Ada yang bilang dari pusat mau datang tapi memang belum ada,” keluhnya.
Dikutip dari berbagai sumber, saat ditemukan, tubuh Safia terhimpit di celah batu cadas tanpa busana. Sejumlah luka bahkan di bagian yang vital pun tampak pada tubuh korban usai bocah perempuan itu berhasil diangkat dari himpitan bebatuan. Meski sudah berbulan-bulan diproses, penyebab kematiannya tidak pernah terungkap. Red