LAJUR.CO, KENDARI – Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) berkomitmen untuk mengatasi penyebaran informasi hoaks di media sosial menjelang penyelenggaraan Pemilu Umum (Pemilu) dan Pilkada.
Melalui berbagai program literasi edukasi, Mafindo memastikan pemilih muda mendapatkan informasi yang akurat dan dapat dipercaya sehingga dapat mengambil keputusan yang tepat dalam memilih pemimpin. Dengan begitu, pemilik baru tersebut tidak terpapar hoaks yang menyesatkan.
Mafindo menjalin kerjasama dengan berbagai organisasi di tingkat pusat, termasuk Komisi Pemilihan Umum (KPU), Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Aliansi Jurnalis Independen (AJI), dan Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI). Kerjasama ini menghasilkan berbagai kegiatan kolaboratif yang fokus pada peningkatan kesadaran akan informasi yang benar dan upaya melawan hoaks.
Presidium Mafindo Jejaring Indonesia Tengah, Jumrana, menjelaskan pemilih pemula sangat rentan terhadap informasi hoax karena mereka belum memiliki pengalaman yang cukup dalam menilai kebenaran informasi.
“Kami berharap pemilih pemula mendapatkan informasi yang akurat sebagai panduan dan referensi untuk menentukan pilihan calon pemimpin mereka,” ucap Jumrana, Sabtu (26/10/2024).
Mafindo juga aktif melakukan pengecekan fakta terhadap berita dan pernyataan yang beredar dimasyarakat, termasuk dalam konteks debat kandidat presiden dan wakil presiden. Aktivitas ini merupakan upaya konkret untuk memberikan informasi yang jelas kepada pemilih dan mengurangi risiko terpengaruh oleh informasi palsu.
Salah satu dampak utama dari penyebaran informasi hoaks adalah ketidakpercayaan masyarakat terhadap penyelenggara pemilu, pemerintah, dan partai politik.
“Kemudian yang kedua adalah kami tidak ingin hoaks memicu konflik di masyarakat. Sering kali, informasi yang tidak akurat dapat menyebabkan konflik diantara penduduk calon, mereka saling serang menggunakan informasi yang tidak betul dan kami tidak menginginkan hal tersebut terjadi,” tutur Jumrana.
Melalui kolaborasi Koalisi Damai, Mafindo berkomitmen untuk menjaga suasana kondusif selama proses pemilu. Jumrana berharap pemilih pemula dapat menggunakan hak suara dengan bijak dan bertanggung jawab.
“Harapan kami adalah pemilih pemula ini menggunakan haknya dalam pesta demokrasi, menentukan pemimpin berdasarkan hati nurani, memilih karena mendapatkan informasi yang tepat terhadap calon pasangan yang mereka pilih,” kata Jumrana.
Laporan : Ika Astuti