BERITA TERKINIHEADLINE

Kurikulum Cambridge Bakal Diterapkan di Pesantren Ummusshabri

×

Kurikulum Cambridge Bakal Diterapkan di Pesantren Ummusshabri

Sebarkan artikel ini
Sekolah Islam Terpadu Yayasan Ummusshabri Kendari

LAJUR.CO, KENDARI – Pesantren tertua di Kota Kendari, Yayasan Ummusshabri bakal menerapkan sistem pembelajaran atau kurikulum berbasis internasional. Salah satu sekolah dengan nuansa islami ini memiliki tingkatan pendidikan terpadu empat jenjang.

Sejak awal berdirinya pada tahun 1971, lembaga pendidikan yang satu ini tidak serta merta langsung memiliki banyak siswa – siswi. Puluhan guru saat itu hanya mengajar belasan siswa pada setiap jenjangnya.

Jenjang pendidikan yang harus dijalani oleh para peserta didik sebagaimana sekolah pada umumnya dibangun di Yayasan Ummusshabri pada rentang waktu yang berbeda.

Madrasah Aliyah didirikan sejak awal pembentukan yayasan. Pendidikan Anak Usian Dini (PAUD) baru ada pada tahun 2012. Sedang Madrasah Ibtidaiyah sudah mulai beroperasi pada tahun 1991. Tingkatan ini lebih dulu lahir daripada setingkat Madrasah Ibtidaiyah pada tahun 1997.

Baca Juga :  Fitur Konsultasi Dokter, Buat Della Selalu Terhubung Dengan Dokter

Seiring perkembangannya, dari sistem pendidikan ‘akselerasi’, sekolah tersebut juga akan mendirikan perguruan tinggi dengan kurikulum bertaraf internasional. Namun, wacana ini masih dalam proses diupayakan oleh pihak yayasan sebab salah satu syarat yang harus dipenuhi adalah sekolah harus berakreditasi A / unggul.

Bahkan untuk menyediakan layanan pendidikan yang berkualitas, pesantren terbesar di Kota Lulo ini mencanangkan program pendidikan dengan SPK (satuan pendidikan kerjasama).

“Dulu namanya program sekolah akselerasi, sekolah internasional. Kalau sekarang SPK, satuan pendidikan kerjasama,” ujar Hubungan Masyarakat Ummusshabri, Agus saat diwawancarai Lajur.co, Jumat (18/11/22).

Adapun salah satu keunggulan yang dimiliki oleh pesantren tersebut adalah setiap jenjang pendidikan dikelola oleh tim pengasuh masing-masing.

“Yayasan membawahi beberapa lembaga. Ada namanya pengurus harian, dewan pembina dan dewan pengawas. Dewan pembina itu secara struktur mengurus harian yayasan, ada ketua, sekretaris dan bendahara. Dibantu dengan direktur pendidikan, amal usaha dan sosial. Direktur pendidikan ini membawahi satuan pendidikan yang ada,” jelasnya

Baca Juga :  Kebocoran Data PeduliLindungi oleh Hacker Bjorka Dinilai Valid

Rencana migrasi kurikulum ke sistem dengan metode pembelajaran internasional itu, kata Agus didukung oleh jumlah siswa yang telah mencapai ribuan orang. Sedang tenaga pendidiknya baru berjumlah sekitar 180 orang. Kurikulum yang akan diberlakukan mengacu pada metode ajar Cambridge. Pada metode ini, sasaran utamanya adalah lebih menekankan pada kemampuan berbahasa Inggris dan rumpun sains.

Karena rujukannya adalah kurikulum standar global, maka para pendidik harus lulus pada beberapa macam tes, diantaranya Language Skill dan Intelektual Teknology (IT). Selain itu, rujukan pengelolaan pendidikan di Ummusshabri dinilai flexibel serta dapat dikombinasikan dengan kurikulum nasional.

Namun satu yang harus diketahui bahwa kurikulum yang diterapkan tidak mengubah orientasi program sebagai pijakan siswa-siswi dalam belajar. Tagline dari program itu adalah Cibi Ciper.

Baca Juga :  KPU & Bawaslu Kota Kendari Roadshow ke SMA 4, Bagikan Tips Jadi Pemilih Cerdas

“Dari awal kita sudah membuka Cibi Ciper. Cibi itu cerdas intelektual berbasis islami. Kalau Ciper itu cerdas intelektual berbasis religius. Cibi untuk tingkat MI, kalau Ciper untuk tingkat MTs, MA,” ulas Agus.

Para siswa diajak untuk terus mengeksplorasi kemampuan dan potensi dirinya. Perkembangan zaman diharapkan tidak akan menghilangkan nilai-nilai islami di sekolah dengan standar belajar global.

“Challenge yourself, breaking your limit. Yang artinya tantang dirimu, lampaui batasanmu. Meski hidup di era yang selalu berubah asal akhlak harus berada di atas pengetahuan. Jadi kita harus melawan kekurangan dalam diri, maka kekurangan tersebut tidak boleh menjadi penghalang kedepannya,” tutupnya. Red

LAPORAN: FITRIANI
EDITOR. : JENI











0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x