LAJUR.CO, KENDARI – Dua desa di Sulawesi Tenggara (Sultra) mendapat penghargaan sebagai Desa Wisata Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) tahun 2022 yang diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Penghargaan itu diterima langsung oleh perwakilan kelompok sadar wisata dan dinas pariwisata Sultra pada malam puncak ADWI 2022 yang diselenggarakan di Gedung Sapta Pesona Kemenparekraf, Jakarta Minggu, (30/10/2022).
Kedua desa yang lolos kategori penilaian ADWI ini adalah Desa Limbo Wolio, Baubau dengan Juara 2 kategori Toilet Umum, dan Desa Sumbersari Air Terjun Moramo, Konawe Selatan juara 3 kategori Daya Tarik Pengunjung.
Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) adalah ajang pemberian penghargaan kepada desa wisata di seluruh pelosok Indonesia yang memenuhi kriteria penilaian dan layak dijadikan sebagai Destinasi Wisata. Program unggulan Kementerian Pariwisata dalam mendukung wisata lokal telah dimulai sejak tahun 2021 lalu.
Pada tahun 2022 ini, tercatat sebanyak 3.419 desa yang tersebar dari Sabang sampai Merauke berlomba untuk mendapat penilaian tertinggi dari dewan juri ADWI. Bumi Anoa kembali menyabet penghargaan dengan dipilihnya Desa Limbo Wolio dan Desa Sumbersari diantara puluhan desa lainnya yang masuk ke tahap penilaian 50 besar.
Sebelumnya, pemerintah daerah di jazirah sulawesi bagian tenggara ini dibuat bangga dengan terpilihnya Desa Liya Togo, Baubau sebagai juara 2 kategori toilet umum pada even yang sama.
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sultra Belly mengatakan, bahwa prestasi yang telah diraih merupakan hasil kerja keras semua pihak yang terlibat. Dimana ajang penilaian desa wisata merupakan salah satu langkah membangkitkan kembali potensi pariwisata pasca pandemi yang belakangan menghantam kondisi perekonomian dan pariwisata di Nusantara.
“Hal ini merupakan sebuah prestasi dan kerja keras semua pihak yang patut kita banggakan bersama, mengingat Desa Wisata Sulawesi Tenggara mampu bersaing di skala nasional dengan menyisihkan 3.419 Desa Wisata di seluruh Indonesia,” ujar Belly saat dikonfirmasi Lajur.co, Senin (31/10/2022).
Kedua desa diatas merupakan desa yang bertahan pada setiap tahapan penilaian dewan juri. Dimana sebanyak 79 desa wisata yang menjadi peserta ADWI 2022, dikurasi hingga berhasil masuk pada tahapan 50 besar.
Kementerian Pariwisata Sandiaga Salahuddin Uno bersama tim mengunjungi secara langsung 50 desa wisata yang tengah dilakukan penilaian itu.
Keberhasilan itu, lanjut Belly adalah bentuk partisipasi aktif dan komitmen Dinas Pariwisata Provinsi dan Kabupaten/Kota bersama pengelola desa wisata dalam upaya mengembangkan desa wisata alternatif yang ramah dengan alam serta melibatkan partisipasi masyarakat lokal daerah.
Air Terjun Moramo Diresmikan Menpar Era Presiden Soeharto
Air Terjun Moramo sendiri mulai diresmikan Menteri Pariwisata Soesilo Soedirman pada 20 Desember 1989 yang masuk dalam kabinet pemerintah era Presiden Soeharto. Sebelum dinyatakan dalam daftar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno sempat menyambangi destinasi wisata ini.
Ia pun menitip pesan agar Air Terjun Moramo digarap serius sehingga menjadi wisata unggulan dan menarik lebih banyak pengunjung.
Air Terjun Moramo diketahui berada di Desa Sumber Sari, Kecamatan Moramo, Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara (Sultra).
Wisata ini persisnya ada dalam Kawasan Hutan Suaka Alam Tanjung Peropa, menjadi pilihan keluarga untuk menghabiskan akhir pekan.
Air Terjun Moramo memiliki keindahan tersendiri dibanding dengan bentuk air terjun pada umumnya. Air terjun ini terbentuk secara berundak dan memiliki sejumlah tingkatan. Keindahan alamnya pun masih sangat alami.
Perjalanan dari Kendari ke Moramo sampai di desa wisata air terjun ditempuh kurang lebih 2 jam mengendarai motor dengan kecepatan sedang.
Sementara untuk sampai di lokasi utama air terjun, anda harus berjalan kaki menempuh jarak sejauh kurang lebih 1,2 kilo meter dari gerbang utama. Anda juga cukup merogoh kocek sebesar Rp25.000 sebagai biaya sewa masuk untuk hitungan 1 motor.
Pertama kali melewati pintu masuk, anda disuguhi kolam kecil memanjang dan suara gemuruh air yang sudah mulai terdengar. Pengunjung akan berjalan diantara pepohonan tinggi nan rimbun.
Pengunjung sesekali harus mendaki dan melewati jembatan kecil. Kepedulian pemerintah setempat terhadap spot berharga ini membuat kaki pengunjung tidak lagi berjalan di atas bebatuan. Jalannya sudah dipasang tegel dengan motif batuan marmer.
Selain itu, pentingnya untuk menjaga kebersihan di kawasan hutan konservasi itu menjadi hal wajib. Di sepanjang jalan, disediakan tempat pembuangan sampah (sampah anorganik) pada tempat-tempat tertentu.
Pengunjung yang penasaran dengan keindahan alam satu ini disarankan lebih baik mempersiapkan secara lengkap keperluan seperti makanan dan minuman. Sebab, di dalam kawasan air terjun tidak ditemukan penjual.
Jangan khawatir bagi Anda yang membawa serta anak-anak. Ada kolam-kolam kecil yang bertingkat dan tidak terlalu dalam sehingga cocok untuk anak bermain air, namun harus tetap dalam pengawasan.
Warga sekitar lokasi air terjun juga kini telah menyediakan beberapa homestay untuk wisatawan yang hendak menginap.
Salah satu pengunjung, Idzaa (26) mengaku takjub dengan keindahan alam yang masih terjaga dan berharap dapat dipromosikan lebih luas lagi.
“Pertama saya pergi 5 tahun lalu, sekarang sudah mulai bersih. Banyak fasilitas yang diperbaiki. Sudah teratur dan dikelola dengan sangat baik. Jalannya sudah tidak licin lagi kalau hujan,” ungkap Idzaa kepada Lajur.co, Selasa (30/8/2022).
“Ada tempat sampahnya, petunjuk jalannya, pohon-pohonnya sudah dikasih nama, ada edukasinya juga, pengunjung bisa tau nama pohon di sana. Karna kita pergi bukan pada saat weekend jadi kita puas berfotonya. Tidak banyak orang, view-nya dapat,” tambahnya. Red