BERITA TERKINIDAERAHHEADLINE

Mengenal Geertje Berverling, Sosok Wanita Belanda Pemerhati Pendidikan di Pulau Hoga Wakatobi

×

Mengenal Geertje Berverling, Sosok Wanita Belanda Pemerhati Pendidikan di Pulau Hoga Wakatobi

Sebarkan artikel ini
Geertje Berverling.

LAJUR.CO, KENDARI – Mindset pentingnya pendidikan bagi anak-anak yang tinggal di Pulau Hoga, Kabupaten Wakatobi sejak puluhan tahun lalu tidak terlepas dari peran seorang perempuan asal Belanda. Adalah Geertje Berverling, seorang perempuan tangguh yang mendedikasikan separuh bagian hidupnya untuk anak-anak potensial di Pulau Hoga.

Pulau Hoga merupakan salah satu pulau di gugusan kepulauan tukang besi wilayah Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Sultra). Pulau ini terletak di bagian utara Pulau Kaledupa. Keindahan bawah airnya dan lingkungannya yang masih asri menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan untuk mengunjungi salah satu tempat wisata unggulan Provinsi Sultra ini.

Pada tahun 1995 silam, Geertje Berverling berkunjung ke Indonesia dan menyasar keindahan alam Pulau Hoga tersebut. Pada saat itu, Kabupaten Wakatobi belum menjadi daerah otonom dan masuk dalam bagian wilayah Kabupaten Buton. Pesona pariwisata di Wakatobi dikenal hingga ke mancanegara sehingga banyak wisatawan yang berkunjung ke daerah ini.

Pengalamannya terlantar di Pulau Hoga menjadi cikal bakal Geertje Berverling berkontribusi pada perkembangan sektor pendidikan bagi masyarakat yang mendiami pulau itu. Geertje lalu tinggal di rumah rekannya sesama wisatawan yang berasal dari Kota Baubau.

Selama berada di Pulau Hoga, Geertje berinteraksi dengan anak-anak Sampela, masyarakat Suku Bajo yang tempat tinggalnya berada di depan Pulau Hoga. Dirinya juga mulai membangun komunikasi dengan warga yang bermukim di Pulau Kaledupa.

Geertje Berverling berada di tengah-tengah para siswa sekolah menengah setempat, di Wakatobi. Sumber : Facebook Geertje Berverling.

Perjalanan wisatawan perempuan dari Belanda ini dikisahkan Ibu Sanawia (50), yang merupakan orang terdekatnya Geertje selama menjalani kehidupan di Pulau Hoga. Sudah puluhan tahun, Sanawia menjadi bagian dalam perjalanan dan kontribusi Geertje kepada anak-anak di Pulau Hoga yang ingin berpendidikan.

“Iyah saya dekat dengan beliau, dari tahun 1995 beliau masuk di Buton (dulu masih Buton belum Wakatobi). Saat itu tempat tinggalnya berpindah-pindah, pernah tinggal di tenda. Dia mendirikan sekolah di Pulau Hoga,” cerita Sanawia kepada awak Lajur.co, Sabtu (29/6/2024).

Baca Juga :  Empat Orang Awak Kapal Dievakuasi Selamat Usai Tenggelam di Perairan Komponaone Wakatobi

Geertje secara sukarela memfasilitasi anak-anak Dusun Furake untuk mendapatkan akses pendidikan. Program yang digagasnya pada rentang tahun 1995 – 1998 itu kini telah banyak menghasilkan sejumlah lulusan dan mengubah kehidupan para siswa yang menjadi binaannya.

Karena keterbatasan akses mobilisasi dari Pulau Kaledupa ke Pulau Hoga, maka Geertje mendatangkan guru untuk mengajar anak-anak di sana. Tidak hanya di Pulau Hoga, kepedulian Geertje dalam bidang pendidikan anak-anak pulau juga menyasar Pulau Tomia.

“Itu sebenarnya sekolah negeri jadi karna guru malas datang jadi dia sewa kapal, sama bahan bakar dan gaji yang bawa kapal,” tuturnya, Jumat (5/7/2024).

Program Geertje di Pulau Hoga itu diketahui masih berjalan sampai sekarang dan bernaung pada sebuah sekolah negeri di Pulau Kaledupa, yakni SDN Ambewua 1. Dalam penyelenggaraannya, Geertje menyediakan secara penuh akan kebutuhan-kebutuhan murid di sekolahnya.

“Malah gurunya datang ke kampung, karena kurang kapal dari Kaledupa ke Pulau Hoga. Termasuk ibu Geertje ini membuka perpustakaan di Hoga, Tomia sama Kaledupa. Di Tomia waktu itu kita salurkan buku perpustakaan itu di Desa Usuku,” kata Sanawia.

Kata Sanawia, pada saat itu para orang tua belum begitu mampu memenuhi kebutuhan sekolah seperti sepatu atau seragam lainnya. Sehingga, Geertje menanggung semua kebutuhan siswa mulai dari kepala hingga kaki. Mulai dari membayar para guru untuk datang ke Pulau Hoga, merental kapal dari masyarakat setempat, hingga menyediakan rumah bagi mereka yang sedang menempuh pendidikan di bangku kuliah.

“Dia menyekolahkan anak-anak yang tidak mampu, waktu itu 4 orang sampai dibelikan rumah di Baubau untuk tempat tinggalnya. Guru – gurunya yang datang di sekolah yang dia dirikan. Sampe berlangsung selama 5 tahun, kemudian dia rental kapal di masyarakat, dia beli bahan bakar, dia bayar untuk kapal setiap hari itu sampai sekarang masih berjalan,” jelas Sanawia.

Baca Juga :  Gegara Cemburu Buta, Pria di Kendari Diringkus Polisi Usai Aniaya Calon Istrinya Pakai Sapu Ijuk

Lanjutnya, program diinisiasi Geertje ini masih berlanjut hingga sekarang. Sanawia menjadi penghubung antara anak-anak di Pulau Hoga dan Geertje. Ketika ada kebutuhan sekolah yang harus dipenuhi, Sanawia bertukar informasi melalui ponselnya dengan Geertje yang kini menetap di Belanda.

Selana beberapa tahun, dunia Geertje terbagi dua yakni di Belanda dan di Indonesia. Setiap enam bulan, Geertje akan kembali ke negaranya. Kini di usianya yang sudah 70 tahun, memungkinkan Geertje tidak lagi berkunjung ke Pulau Hoga sejak 3 tahun terakhir. Meski demikian, dirinya masih tetap terhubung dengan anak-anak asuhnya di Pulau Hoga.

Anak-anak yang disekolahkan itu, kata Sanawia kini sudah banyak yang lulus bahkan ada yang bekerja di sebuah perusahaan. Menurut Sanawia, setidaknya ada 4 orang lulusan sekolah tersebut yang berhasil menyelesaikan pendidikannya di tingkat sarjana.

“Sudah banyak, ada yang bekerja di perusahaan di Morowali, ada yang kerja di Kendari di perusahaan di Kendari, termasuk yang sudah menikah. Tapi yang sarjana sudah 4 orang. Sudah banyak yang lulus,” imbuhnya.

Ironinya, selama program tersebut berlanjut, kata Sanawia tidak ada sama sekali sentuhan dari pemerintah setempat. Bahkan, Geertje juga pernah berhadapan dengan pihak-pihak yang akan melakukan deportasi terhadap dirinya.

Sanawia yang menjadi orang kepercayaan Geertje paham betul, seperti apa kondisi sekolah yang diurusnya sejak puluhan tahun itu. Dirinya mengaku, setiap ada masalah berkaitan dengan kelancaran proses belajar mengajar di sekolah langsung disampaikan kepada Geertje.

Baca Juga :  Ridwan Badallah Buka Sosialisasi Implementasi Tanda Tangan Elektronik

“sampai sekarang masih, untuk kebutuhan anak anak masih dia perhatikan sampai sekarang. Misalkan ada yang rusak dari kapal – kapalnya, saya sendiri yang sampaikan ke beliau,” urainya.

Ingin Masuk Surga Jadi Alasan Pengabdiannya Bagi Anak-anak Pulau Hoga

Perempuan hebat dimata Sanawia ini kerap mengaku sebagai orang yang tidak memiliki agama. Hal yang menjadi motivasinya terus menebarkan kebaikan melalui caranya yakni berkontribusi pada pendidikan turut diucapkannya agar dirinya masuk surga.

Saat anak-anak Suku Bajo di Sampela pergi mengaji, Geertje selalu memperhatikan kebutuhan dan menyediakannya. Kata Sanawia, Geertje bahkan melakukan penggandaan buku Iqra untuk dibagikan kepada anak-anak Sampela yang tidak memiliki buku Iqra namun punya kemauan tinggi untuk belajar mengaji.

“Siapa tau dengan membantu masyarakat, karena saya tidak punya agama, saya bisa masuk surga. Saya tidak punya agama, mungkin besok – besok saya meninggal, saya bisa dapat pahala dari situ,” kata Sanawia menirukan gaya bicara Geertje.

Selama beberapa tahun terakhir, Sanawia kerap kali menerima curahan hati masyarakat setempat yang pernah berinteraksi atau merasakan hasil kerja keras Geertje di Pulau Hoga.

“Dulu sebelum ada Geertje, ada yang sekolah juga tapi menyeberang pulau lagi dan tinggal di Kaledupa. Kurang lebih 20 tahun ini anak-anak tidak ada yang buta huruf,” kata Sanawia.

Perjuangannya mengentaskan ketertinggalan dalam pendidikan di pulau itu sangat melekat di hati masyarakat. Sewaktu-waktu, mereka merindukan sosok Geertje berada di sana.

“Saya juga masih sedih sebenarnya karena dia tinggalkan kita secara tiba tiba. Tidak ada perempuan yang hebat seperti dia kalau di mata saya. Sampai sekarang masyarakat masih rindu sama dia kenapa tidak datang lagi,” curhatnya. Red

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x