LAJUR.CO, KENDARI – Mantan Penjabat (Pj) Wali Kota Kendari Muhammad Yusup meminta masyarakat tidak menyalahkan proyek pembangunan pedestrian sebagai biang keladi bencana banjir yang melanda kawasan Eks MTQ Kendari.
“Masa kalian salahkan pedestrian. Sebelum itu, sudah banjir (MTQ, red),” cetus Muh Yusup, Jumat (7/3/2025).
Sebagaimana diberitakan, pusat alun-alun Kota Lulo tersebut kini masuk dalam daftar titik lokasi langganan banjir di Kota Kendari. Hujan sebentar, Eks MTQ seketika berubah menjadi kolam.
Pembangunan pedestrian tanpa perencanaan matang digagas di era Muh Yusuf kala menjabat 01 Kota Kendari banyak dituduh sebagai penyebab banjir.
Seperti terjadi pada Kamis (6/3/2025), air hujan kembali menggenangi area tersebut. Wakil Gubernur Sultra Ir Hugua bahkan turun tangan meninjau langsung kondisi banjir yang mengganggu arus lalu lintas di pusat kota.
Menurut Muh Yusup, bukan kali ini saja kawasan MTQ dilanda banjir. “Saya ini lama mi di Kendari, bukan baru sekarang,” ujar Muh Yusuf yang kesal lantaran ‘pedestrian’ yang ia bangun sering disebut-sebut sebagai penyebab banjir.
Kata Kepala BPBD Sultra tersebut, masyarakat harusnya menyoroti kondisi kanal air di sekitar MTQ yang tersumbat serta kebiasaan buruk warga yang membuang sampah sembarangan. Inilah yang memicu air hujan ‘terjebak’ di kawasan pedestrian.
“Itu yang disamping McD ditutup salurannya. Dari XBro itu sudah tersumbat. Cek di situ,” sambung Muh Yusup.
Belum lagi kebiasaan buruk masyarakat yang sering membuang sampah sembarangan, sambungnya, kian memicu banjir parah. Intensitas hujan yang tinggi, kurangnya area resapan dan kondisi geografis Kota Kendari menyerupai cekungan turut memberi andil.
“Gunung habis di-cuting. Orang buang sampah sembarangan. Kalau kalian lihat, banyak botol plastik di saluran. Kalau bertepatan curah hujan tinggi, banjir. Saya kira upaya penyelamatan, saluran kali drainase harus dijaga dari sampah, buat infrastruktur bendungan,” ungkap Muh Yusup. Adm
Sdh ini mi proyek paling tidak masuk diakal, jmlh kendaraan cenderung bertambah, harusnya jln yg ada di perlebar bukan di persempit,,bgini mi klo pemimpin cma otak proyek, membangun hya modal mencontek, tnpa melihat kultur setempat.