LAJUR.CO, KENDARI – Operasi Kepolisian Terpusat “Ketupat Anoa 2025” yang digelar di Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) sejak 26 Maret hingga 8 April 2025 menunjukkan situasi kamtibmas yang relatif kondusif.
Meski demikian, ada peningkatan jumlah gangguan keamanan dan kecelakaan lalu lintas dibandingkan tahun sebelumnya.
Data dirilis Kapolres Konsel AKBP Febry Sam, Jumat (11/4/2025) bahwa ada 20 kejadian gangguan kamtibmas. Peristiwa gangguan Kamtibmas mengalami kenaikan sebesar 53,85% dibanding 13 kejadian pada periode dua minggu sebelum operasi dimulai.
Gangguan yang tercatat antara lain pencurian biasa (1 kasus), persetubuhan anak (1 kasus), dan KDRT (2 kasus). Lalu ada kejahatan terhadap anak (1 kasus), penganiayaan (2 kasus), pengancaman (1 kasus), dan pengeroyokan (1 kasus).
Disusul kasus pencurian dengan pemberatan (1 kasus), serta 10 kasus kecelakaan lalu lintas.
Sementara itu, jumlah pelanggaran lalu lintas selama operasi mengalami penurunan drastis. AKBP Febry Sam mengatakan, bahwa hanya dua pelanggaran tercatat dengan dua tindakan tilang dan tanpa teguran.
Pelanggaran lalu lintas berbanding terbalik dengan kasus kecelakaan lalu lintas selama operasi Ketupat Anoa berlangsung. Angka kecelakaan lalu lintas, lanjut AKBP Febry Sam justru mengalami kenaikan sebesar 25%, dari 8 kasus pada 2024 menjadi 10 kasus pada tahun ini.
Kecelakaan tersebut menyebabkan 22 korban luka ringan, 4 luka berat, dan 2 orang meninggal dunia. Kerugian materi juga meningkat signifikan dari Rp7,5 juta pada tahun 2024 menjadi Rp50,6 juta di tahun 2025.
Lokasi kecelakaan tersebar di berbagai titik jalan utama di wilayah Konsel, meliputi ruas poros Kendari-Motaha, Torobulu-Tinanggea, Punggaluku-Palangga, dan lainnya.
Dari sisi mobilitas masyarakat, terjadi penurunan jumlah penumpang arus mudik di pelabuhan penyeberangan seperti Torobulu-Tampo dan Amolengu-Labuan.
Sebaliknya, tempat-tempat wisata seperti Air Terjun Moramo dan Pantai Torobulu mengalami lonjakan pengunjung yang signifikan selama libur lebaran. Red