BERITA TERKINIHEADLINE

Pedagang Sayur di Pasar Anduonohu Kendari Curhat, Untung Menipis Gegara Harga Terus Meroket 

×

Pedagang Sayur di Pasar Anduonohu Kendari Curhat, Untung Menipis Gegara Harga Terus Meroket 

Sebarkan artikel ini

LAJUR.CO, KENDARI – Salah satu pedagang sayur-mayur di Pasar Sentral Anduonohu, Kota Kendari curhat soal keuntungan yang tergerus akibat harga sayuran yang mengalami kenaikan. Kondisi harga komoditi sayuran di sejumlah pasar tradisional yang terus meroket mulai terjadi sejak awal tahun baru 2024.

Adalah Sakina, seorang ibu penjual sayur di Pasar Anduonohu curhat tentang harga sayur yang tak kunjung turun hingga memasuki periode bulan Mei. Komoditi yang harganya tidak terkendali, kata Sakina diantaranya jenis komoditi tomat dan cabai.

“Kalau tomat, cabai dan merica itu naiknya mau tahun baru 2024. Tapi kalau sayur seperti bayam, kangkung, pokoknya campuran sayur itu naiknya sejak awal puasa,” ucap Sakina, Selasa (30/04/2024).

Baca Juga :  Tim SAR Setop Operasi Pencarian Nelayan Tenggelam di Perairan Karang Kapota

Ia menyebut, harga dua sayur tersebut kini naik sampai dua kali lipat dari pasaran normal. Semula harga tomat berkisar Rp15 ribu perkilogram, kini dibanderol menjadi Rp30 ribu perkilogram.

Kondisi sama juga terjadi pada jenis komoditi cabai. Diketahui, harga cabai per kilo dibanderol sebesar Rp30 ribu. Saat harga meroket tinggi, cabai per kilo dipatok hingga Rp80 ribu.

Baca Juga :  Basarnas Kendari Turunkan 117 Personil Siaga SAR Khusus Lebaran 2024

“Naik sekali. Tadinya harga tomat cuma Rp15 ribu 1 kilo sekarang naik jadi Rp30 ribu 1 kilo. Harga cabai juga naik, dari Rp30 ribuan 1 kilo pas naik menjadi Rp80 ribu 1 kilo,” kata Sakina.

Jenis sayur sawi maupun kacang panjang sama. “Di pasar sekarang 1 ikat Rp8 ribu. Kita yang jual keliling mau jual berapa. Mau bagi jadi dua, sudah kecil sekali ikatannya baru jual 5 ribu pasti tidak dibeli,” kata pedagang keliling yang biasa menjalankan sayur di kawasan kompleks perumahan.

Karena kondisi harga pasar yang tidak kunjung stabil, Sakina mengatakan keuntungan diperoleh sangat tipis. Dia mengaku hanya mengambil selisih Rp1 ribu dari harga bayam yang dijual.

Baca Juga :  Cek Keakuratan BBM yang Dijual, Pertamina Uji Tera Ulang Semua SPBU di Kendari

“Pokoknya campuran sayur naik. Seperti bayam yang tadinya 3 ikat Rp10 ribu saya beli sekarang harganya cuma Rp5 ribu dapat 1 ikat. Jadi hanya untung seribu saja,” tuturnya.

Sakina hanyalah salah satu pedagang di pasar tradisional yang merasakan pedisnya keuntungan akibat kenaikan harga secara terus-menerus. Laba yang diperolehnya kian menipis gegara kondisi harga pasar yang tak kunjung normal. R1

 

 

 

 

 

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x