LAJUR.CO, KENDARI – Pj Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) Andap Budhi Revianto meresmikan gedung baru Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sultra, Selasa (2/7/2024). Pengoperasian perdana gedung manajemen administrasi dan poliklinik RS Jiwa tersebut dihadiri Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI Yuli Astuti Sapriawan, perwakilan Kepala Kantor Staf Presiden RI, perwakilan BPJS Kesehatan Pusat, Ketua Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) serta sejumlah pejabat lingkup Pemprov Sultra.
Saat meresmikan gedung baru RS Jiwa Sultra, Andap Budhi menyampaikan terimakasih kepada seluruh stakeholder yang turut mendukung keberhasilan pembangunan gedung layanan kesehatan baru tersebut. Termasuk mantan Gubernur Sultra Ali Mazi yang mencetuskan awal pembangunan RS Jiwa Sultra di tahun 2019.
“Ini adalah uang rakyat, jaga sebaik baiknya agar memperpanjang usia pakai gedung,” ucap mantan Kapolda Sultra tersebut.
Menyusul peresmian gedung baru RS Jiwa Sultra, Andap mengingatkan kembali pentingnya menjaga kesehatan mental disamping kesehatan fisik. Terlebih, angka gangguan jiwa di Sultra terbilang tinggi. RS Jiwa Sultra tercatat menangani sekitar 6.400 pasien selama enam bulan terakhir dengan rerata seribuan pasien perbulan yang mencakup pasien rawat jalan dengan kategori gangguan jiwa berat, gangguan jiwa sedang.
“Mencegah lebih baik dari pada mengobati. Kita lebih memandang pada kesehatan fisik saja bukan mental. Buat himbauan tentang pola hidup sehat,” ucap Andap.
Senada, Direktur Pelayanan Kesehatan Kemenkes RI Yuli Astuti Saripawan menyebut gangguan jiwa menjadi beban penyakit global. WHO merilis sekitar 1 miliar orang menderita Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) dengan rata-rata 1 kasus ODGJ meninggal dunia setiap 40 detik.
“Kami berharap RS Jiwa Sultra dapat meningkatkan layanan kesehatan.
RSJ Sultra ditargetkan naik menjadi rumah sakit tingkat strata utama. Maka itu, pelayanan harus lebih proaktif, progresif baik terhadap ODGJ maupun yang berisiko ODGJ,” jelasnya.
Sementara itu, Direktur RS Jiwa Sultra mengatakan gedung RS Jiwa Sultra seluas 2.100 meter persegi dibangun selama enam bulan lewat Dana Alokasi Khusus (DAK) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI sebesar Rp30,86 miliar
“Pembangunan gedung diinisiasi oleh Gubernur Sultra Periode 2018-2023 Ali Mazi kemudian dikoordinasikan bersama Kemenko Bidang PMK, Kemenkes, KSP, Sekab dan Bappenas melalui anggaran DAK 2023. Dan selesai pada era Pj Gubernur Sultra Andap Budhi Revianto,” terang dr Putu Agustin Kusumawati saat peresmian gedung RS Jiwa.
Beberapa fasilitas kesehatan yang tersedia di RS Jiwa Sultra antara lain fasilitas layanan rawat jalan, Poliklinik Psikiatri, Poliklinik Psikologi, Poliklinik Endodoncia, Poliklinik Rehabilitasi Medik, Instalasi Gawat Darurat dan rawat inap dengan kapasitas 194 tempat tidur. RS Jiwa Sultra dilengkapi Spesialis Kedokteran Jiwa sebanyak 4 orang
“Di bulan Juli ini poliklinik penyakit dalam dan klinik saraf akan dibuka untuk umum dan bagi peserta BPJS Kesehatan menunggu persetujuan BPJS Cabang Kendari, setelah dilakukan kredensialing dan Insya Allah kami akan terus berupaya untuk membuka layanan-layanan kesehatan lainnya guna peningkatan derajat kesehatan masyarakat,” terang dr Putu.
Meningkatkan kualitas pelayanan, tahun 2023 RS Jiwa Sultra menyepakati kerjasama dengan Tim Pusat Kesehatan Jiwa Nasional (PKJN) RSJ dr. H. Marzoeki Mahdi tentang jejaring pengampuan layanan jiwa bersama dengan Pemerintah Sultra
“Kerjasama ini dilanjutkan dengan PKS tripartit antara PKJN, RS Jiwa Radjiman dan RS Jiwa Sultra direncanakan minggu kedua bulan Juli 2024 di Kota Malang, bersama RS jiwa lainnya yang berada di regional IV, dan dilanjutkan lagi dengan PKS tripartit RS Jiwa Radjiman, RS Jiwa Provinsi Sultra dengan rumah sakit umum daerah yang mempunyai layanan kesehatan jiwa,” ungkap dr Putu.
Ia mengatakan, dengan dibangun dan diresmikannya gedung poliklinik dan manajemen RS Jiwa Provinsi Sultra ini bukan hanya sekedar proyek fisik semata, akan tetapi sebagai simbol dari komitmen mendalam untuk terus berinovasi, meningkatkan, dan memberikan yang terbaik kepada seluruh masyarakat khususnya masyarakat Sultra dalam bidang kesehatan.
Kehadiran gedung baru ini akan meningkatkan aksesibilitas pelayanan kesehatan, menjawab tantangan zaman yang semakin kompleks di era teknologi ini, serta meneguhkan komitmen sebagai penyedia layanan kesehatan yang bertanggung jawab dan berorientasi pada kebutuhan pasien.
“Stigma di masyarakat tentang RS Jiwa adalah adanya anggapan negatif labelling dan diskriminasi kepada penderita gangguan mental, untuk itu kami memiliki keyakinan yang kuat bahwa kedepannya Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sultra sebagai pelopor pelayanan, bahwa gangguan mental bukan sesuatu hal yang harus dihindari akan tetapi sesuatu hal yang harus kita rangkul secara bersama-sama. Dan dibutuhkan peran keluarga untuk support ODGJ, serta perangkat daerah terhadap ODGJ terlantar,” pungkas dr Putu. Adm
