LAJUR.CO, KENDARI – Ketua DPD Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Sulawesi Tenggara (Sultra) Muhammad Amsar meminta Gubernur Ali Mazi membatalkan agenda mengirim atlet Sultra berlaga di PON ke-XX di Papua.
Usulan KNPI agar atlet Sultra tidak diikutisertakan di ajang olahraga empat tahunan itu bukan tanpa sebab. Kata leader KNPI versi Haris Pertama ini, kondisi Covid yang terus melambung patut menjadi pertimbangan.
Ditambah lagi situasi di Papua yang sedang tidak kondusif akibat pergolakan KKB di Papua, tentu saja akan mengancam keselamatan para atlet.
Bagaimana pun, Ali Mazi mesti memikirkan keselamatan jiwa para atlet kalau berlaga di Papua. Tidak sekedar mengejar target prestasi olahraga.
“Keselamatan jiwa atlet itu adalah yang utama, persoalan prestasi olahraga, itu sunnah,” singkat Muhammad Amsar, Senin (9/8/2021).
Meski terbilang berat, keputusan ini mesti diambil agar hal buruk yang tidak diinginkan bisa diminimalisir. Gubernur pun harus melakukan rapat evaluasi guna memutuskan kebijakan tersebut.
“Pandemi semakin menggila. Ada ancaman dari KKB yang sampai saat ini masih dalam penanganan, dan juga belum tuntas. Dan keamanan ini menyangkut jiwa panitia dan atlet yang akan bertanding,” sambungnya.
Menurut Haris, pembatalan pengiriman atlet Sultra dapat dimaklumi dengan dalih melindungi keselamatan jiwa atlet. Baik dari ancaman pandemi maupun KKB.
”Bukan hanya soal Covid-19. Ini persoalan nyawa anak bangsa. Saya yakin saudara saya yang di Papua juga kan memaklumi kondisi ini,” jelasnya.
Berbeda dengan KNPI, pengurus KONI Sultra sebaliknya mendukung agenda pengiriman atlet di PON Papua tetap jalan terus.
Seperti diutarakan Wakil Ketua KONI Sulawesi Tenggara, Abdul Salam Sahadia dan Ketua PBSI Sulawesi Tenggara, Dr Laode Bariun.
Salam Sahadia menyebut, Sultra sebagai bagian dari bangsa Indonesia wajib mendukung agenda nasional tersebut.
Yang mesti dilakukan sebaliknya adalah memberi suport dan mendoakan agar atlet-atlet dapat mengikuti agenda PON di dengan prima dan menyumbangkan prestasi yang diharapkan.
“Saya meminta masyarakat Sultra ikut mendoakan para putra putri terbaik Sultra yang akan berlaga di PON Papua dapat mengharumkan nama baik Sultra. Jujur saja kita pasti bangga jika para atlet asal Sultra mampu menunjukan prestasi di kancah nasional,” bebernya.
Setali tiga uang, Bariun mengatakan agenda PON ke XX sudah beberapa kali mengalami penundaan sejak tahun 2020. Disetujuinya penyelenggaraan PON oleh Presiden RI tentu dengan pertimbangan matang.
“Ini kekeliruan dan tidak rasional kalau soal keamanan. Tidak mungkin pemerintah mengizinkan jika tidak kondusif dan pemerintah Papua sudah memberi jaminan kegiatan akbar olah raga tersebut,” pungkasnya. SR