LAJUR.CO, KONAWE – Sejumlah fasilitas kampus di Universitas Lakidende (Unilaki) Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) dibakar dalam aksi unjuk rasa, Jumat malam (20/8/2021) di halaman Kampus Unilaki.
Aksi anarkis ini dilatarbelakangi kebijakan drop out yang diputuskan oleh Rektor Unilaki pada rekan mereka. Pengunjuk rasa berasal dari Fakultas Teknik Unilaki Bersatu.
Pantauan Lajur. Co, sejumlah aparat kepolisian terlihat membersihkan sisa-sisa ban bekas yang dibakar oleh mahasiswa.
Kapolres Konawe, AKBP Wasis Santoso pun ikut bergerak cepat mencegah para mahasiswa bertindak lebih anarkis yang hendak membakar aset kursi inventaris kampus.
Sayang, tindakan ini tidak berhasil. Massa kembali melancarkan aksi membakar kursi yang telah ditumpuk ebelumnya. Kursi tersebut dibakar sekitar pukul 18.59 Wita.
Aksi pembakaran kursi kampus sebagai bentuk protes surat DO rektor Unilaki kepada kepada rekan sejawat para pengunjuk rasa.
Mereka menuntut agar surat DO yang dikeluarkan pihak kampus kepada rekan mereka segera dicabut.
Salah satu orator aksi, Ikal Adrianto menuding, kebijakan DO Rektor Universitas Lakidende tidak berdasar dan melanggar mekanisme. Ia kemudian menuntut agar surat DO dicabut.
“Keputusannya keliru karena tidak melakukan kajian-kajian. Tidak ada surat panggilan. Jika tuntutan tidak diindahkan, kita meminta surat integrasi untuk pindah dari kampus Unilaki,” ancam para demonstran yang terus bertahan di kampus agar bisa bersua langsung dengan Rektor Unilaki.
Sementara itu, Kapolres Konawe AKBP Wasis Santoso, SIK mengatakan aksi demonstrasi digelar mahasiswa tanpa pemberitahuan resmi.
“Berkaitan dengan keamanan dan ketertiban, maka kami wajib turun langsung mengamankan. Apalagi, jika ada anarkisme. Jadi kita ada diskresi kepolisian,” terangnya.
AKBP Wasis Santoso menyebut, akan bersiap memfasilitasi mahasiswa dengan pihak rektor guna mencari solusi yang terbaik.
“Kita bisa diskusikan untuk mencari solusi yang terbaik dengan hati nurani,” ungkap AKBP Wasis Santoso.
Hingga berita ini diturunkan, massa aksi masih berada di dalam kampus. Mereka enggan membubarkan diri hingga rektor Unilaki bersedia menemui para demonstran. CR2