SULTRABERITA.ID, KENDARI – Wakil Ketua DPRD Sultra, Muh Endang SA kembali menyentil kepemimpinan duet Ali Mazi – Lukman Abunawas. Politisi Demokrat itu menilai Ali Mazi memberi contoh buruk soal disiplinitas abdi negara selama dua tahun menahkodai Sultra.
Setali tiga uang, kata Endang, sikap acuh tak acuh terhadap layanan publik sama menurun ke Wagub Sultra, Lukman Abunawas.
BACA JUGA :
- Polisi Amankan Mahasiswa Teknik UHO yang Aniaya Kekasihnya di Rumah Kost
- Oknum Security Lecehkan Penghuni BTN Baruga Nusantara, Polisi Kejar PelakuÂ
- Masyarakat Harus Perhatikan Hal-hal Ini Saat Ingin Melakukan Pinjol
- Terlibat Kasus Pengeroyokan, Empat Mahasiswa Teknik UHO Diboyong Masuk Rutan
- Jangan Disepelekan! Penyakit Hipertensi Bisa Picu Serangan Jantung di Usia Muda
Keduanya, tutur Endang, acapkali malas berkantor. Akibatnya, layanan publik di lembaga eksekutif Sultra menjadi terhambat. Hal ini pun kerap kali dikeluhkan oleh masyarakat yang hendak berurusan ke Kantor Gubernur Sultra.
“Saya selaku pimpinan DPRD menghimbau Pak Gubernur dan Wagub lebih rajin masuk kantor di Jalan La Ode Kaimuddin. Karena saya dapat banyak laporan dari masyarakat yang ingin dapat pelayanan itu susah untuk ketemu dengan Gubernur baik di Rujab maupun di kantor,” cetus Endang pada sejumlah awak media, Rabu 19 Februari 2020.
Masyarakat maupun aparat sipil di birokrasi disulitkan kala mengurus dokumen penting yang membutuhkan disposisi Gubernur Ali Mazi. Ini lantaran jarangnya orang nomor satu Sultra itu berkantor baik di Kantor Gubernur maupun di Rujab Gubernur Sultra.
“Dapat dari sumber internal, saat ini respon terhadap surat masuk yang mesti dapat disposisi Gubernur mesti di bawa ke Jakarta,” lanjut Endang.
Tak hanya itu saja, kata Endang, fakta yang terjadi, duet AMAN seringkali alpa dalam berbagai kegiatan penting di DPRD Sultra.
Beberapa kali agenda rapat paripurna legislatif Sultra seyogyanya dihadiri kepala daerah, Ali Mazi justru absen. Ia malah mengutus pejabat lain seperti sekretaris daerah mewakili rapat penting bersama anggota DPRD Sultra.
“Lebih dari 10 paripurna, diwakili sekda. Bukan sekda lagi, Pj Sekda. Saya minta sekali lagi, lebih rajin masuk kantor,” tandas Endang.
Sebagai kepala daerah dipilih oleh masyarakat, seyogyanya Ali Mazi dan Lukman sama memberi pelayanan maksimal pada rakyat. Menjamin kemudahan pelayanan selaku leader yang diamanahi memimpin roda pemerintahan dan pembangunan di Bumi Anoa.
Masa jabatan duet AMAN yang efektif bersisa dua tahun lagi mestinya digunakan secara maksimal melayani kepentingan masyarakat. Termasuk menunaikan janji politik pada konstituen pemilihnya yang diucapkan kala suksesi Pilgub Sultra.
“Efektif tinggal dua tahun. Sementara janjinya masih banyak. Masalah tambang, infrastruktur jalan jembatan Wawotobi sudah goyang, jembatan Pohara tidak ditangani. Kita berdoa semoga tidak terjadi apa-apa,” pungkas Endang. Adm