LAJUR.CO, KENDARI – Dalam upaya mengantisipasi adanya kerawanan di lingkup universitas di tengah suasana memasuki tahun politik, pimpinan Universitas Sulawesi Tenggara (Unsultra) bakal mengeluarkan sebuah kebijakan. Kebijakan itu akanengatur kegiatan mahasiswa menjelang pelaksanaan pemilu tahun 2024.
Mahasiswa sebagai bagian penting dari demokrasi harus mematuhi aturan atau norma yang berlaku selama berkegiatan di lingkup pendidikan tinggi. Terlebih, memasuki musim kampanye pemilu perlu adanya edukasi kepada para mahasiswa agar tidak mudah terjerumus dalam kepentingan partai politik atau calon legislatif tertentu.
“Saya sudah buat beberapa agenda edukasi bagaimana sebenarnya pemilihan yang cerdas dan aturan-aturan pemilu ini. Ini menjadi penting supaya mahasiswa tidak tergelincir karna mereka ini adalah bagian penting dari demokrasi tetapi jangan merusak demokrasi itu sendiri,” kata Prof. Andi Bahrun saat diwawancarai Lajur.co, Jumat (8/12/2023).
Andi Bahrun juga mengimbau semua mahasiswa Unsultra agar menjaga etika dan mematuhi peraturan-peraturan yang berlaku. Penyampaian pendapat dan aspirasi mahasiswa harus dilakukan secara tertib dan sesuai norma, sebab hal itu merupakan kebebasan berpendapat.
“Sebenarnya bukan kita batasi. Tidak boleh kita kungkung mahasiswa. Tapi mereka harus melakukan kegiatan sesuai aturan yang berlaku. Oleh karena itu kami akan edukasi lagi. Saya sudah ingatkan harus ada dasar, jangan sampai apa yang diucapkan berkonsekuensi hukum,” tegasnya.
Para mahasiswa juga diwanti-wanti agar jangan mudah terprovokasi oleh orang lain untuk kepentingan tertentu. Sehingga nama baik universitas tidak ternodai karena kepentingan politik.
“Para mahasiswa jangan mudah terprovokasi oleh pengaruh-pengaruh orang lain hanya untuk kepentingan tertentu, apalagi yang sifatnya betul-betul merusak insitusi kita. Saya ingin Unsultra bisa melahirkan pemimpin yang punya jiwa kepedulian yang tinggi untuk kebaikan daerah ataupun negeri,” harapnya.
Adapun upaya-upaya yang dilakukan agar kebebasan berpendapat mahasiswa tidak ditunggangi oleh kepentingan politik adalah dengan memberikan edukasi. Sebelumnya, salah satu mahasiswa yang notabenenya sebagai Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Hukum bernama Leciz Labanisi menjadi korban pengeroyokan sekelompok orang.
Kejadian itu terjadi di sekitar kampus Unsultra saat digelar Mimbar Demokrasi ‘Tolak Politik Dinasti’ oleh BEM Nusantara se-Sulawesi dibawah koordinator Hasir selaku mahasiswa Unsultra.
“Kami akan melakukan upaya-upaya baik untuk edukasi agar kejadian serupa tidak terulang. Karena ini tahun politik, maka edukasi bagaimana sebenarnya aturan-aturan KPU atau penyampaian pesan-pesan ke publik yang boleh dan yang tidak boleh itu penting dilakukan,” pungkasnya.
Laporan : Ika Astuti