LAJUR.CO, KENDARI – Tim Dinas Pariwisata Sulawesi Tenggara (Sultra) turun mengecek kondisi kawasan Desa Wisata Labengki pasca insiden kapal tongkang bermuatan ore nikel tumpah di perairan Labengki, Konawe Utara (Konut) yang terjadi, Senin (10/6/2024).
Kepala Dinas Pariwisata Sultra Belly Tombili mengatakan, hasil peninjauan dilakukan tim, Rabu (12/6/2023), mendapati lokasi tumpahan ore jauh dari kawasan Desa Wisata Labengki, Konawe Utara.
Keterbatasan BBM membuat visitasi tim Dispar Sultra tak sampai ke titik tongkang kandas untuk melihat kondisi pencemaran ore. Alhasil, tim yang dipimpin Kepala Dispar Sultra Belly Tombily langsung bergerak ke desa wisata.
“Kami sudah dari Labengki, masih di tengah laut. Di kapal. Jadi, tempat kapal tongkang yang kandas itu cukup jauh dari Desa Wisata Labengki,” ucap Belly.
Berdasarkan informasi dihimpun tim Dispar Sultra dari masyarakat setempat, lokasi kecelakaan kapal ore berada diantara Pulau Labengki Besar dan kawasan tambang Boenaga.
Meski radius insiden diklaim cukup jauh dari Desa Wisata Labengki, Belly menyebut, ada kemungkinan tumpahan ore mencemari kawasan laut dan merusak spot dive di destinasi wisata unggulan Provinsi Sultra tersebut.
“Daerahnya itu berada di kawasan depan Boenaga, cukup jauh dari Desa Wisata Lebengki dan beberapa spot dive berada di sekitaran Desa Labengki. Tapi tentu saja ini mencemari laut dan berpotensi merusak beberapa spot dive yang ada,” sambungnya.
Sejauh ini, kata Belly, belum ada pemetaan terhadap potensi sebaran ore di perairan Labengki pasca insiden kecelakaan kapal tongkang. Dispar Sultra sendiri tidak memiliki alat pendukung dan kewenangan untuk melakukan hal tersebut.
“Ranahnya instansi lain, bisa dikroscek ke BKSDA atau dinas kelautan/perikanan,” sambungnya.
Ia berharap, pihak berwenang mengambil langkah cepat dan tindakan tegas untuk menanggulangi insiden serupa tidak kembali terulang sehingga kawasan wisata Labengki tetap terjaga.
Kata Belli, Labengki merupakan bagian ekosistem taman wisata alam laut Teluk Tesolo dan kini masuk dalam peta kawasan wisata unggulan Sultra. Pesona Labengki membuat destinasi wisata tersebut masuk dalam daftar 50 besar Desa Wisata Terbaik 2024.
Tingkat kunjungan wisata baik wisatawan domestik dan wisatawan asing di Labengki yang terbilang tinggi, seyogyanya dibarengi upaya menjaga kawasan tersebut dari praktik dan potensi pencemaran lingkungan sehingga Labengki tetap menjadi magnet pariwisata di Bumi Anoa.
Hingga kini, lanjut Belly, Dispar Sultra terus berkoordinasi dengan beberapa operator pariwisata yang menjual paket wisata Labengki mengecek dampak pencemaran ore nikel di kawasan wisata Labengki dengan arus kunjungan wisata ke sana.
Sebelumnya diberitakan, sebuah kapal tongkang bermuatan ore nikel nyaris terbalik di Perairan Labengki itu, Senin (10/6/2024). Akibatnya, timbunan ore nikel tumpah di laut dan mengubah kawasan perairan di sana menjadi keruh kemerahan. Video insiden kecelakaan kapal tongkang di perairan Labengki itu pun viral di media sosial. Adm