SULTRABERITA.ID, KENDARI – Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi bakal mengurangi aparatur sipil negara (ASN) atau pegawai negeri sipil (PNS) yang tidak produktif di era new-normal pasca-Indonesia dihantam pandemi virus corona. Pemerintah kini mengedepankan ASN yang menguasai teknologi informasi (IT).
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Tjahjo Kumolo menyebut kelompok produktif selama masa work from home (WFH) kelebihan beban (overload) karena terpaksa mengerjakan tugas yang tidak bisa diselesaikan oleh kelompok tidak produktif.
BACA JUGA :
- Ribuan Hadiah Menanti, Tri Helat Kebut Hadiah BombasTri: Serbu Hadiahnya, Double Kesempatannya!
- Investor Pasar Modal Sultra Tembus 100 Ribu, Separuhnya Mahasiswa & Pelajar
- Galeri Investasi FISIP UHO Gaet Stakeholder Pasar Modal di Seminar Nasional
- TPID & TP2DD se-Sultra Terbang ke Bali, Ikuti Capacity Building Bank Indonesia
- Program Magang Nasional untuk Fresh Graduate Dapat Gaji UMP
“Perlu strategi untuk mengurangi yang tidak produktif ini secara bermartabat,” ucap Tjahjo dalam keterangan resmi, dikutip Sabtu (20/6).
Menurutnya, pemerintah kini justru memiliki banyak tenaga kerja yang sebetulnya tidak dibutuhkan, tapi kekurangan tenaga yang dibutuhkan.
“Too many, but not enough. Perlu perubahan drastis dalam format kebutuhan kompetensi untuk rekrutmen ke depan,” terang Tjahyo.
Ia mengaku terus berkoordinasi dengan Badan Kepegawaian Negara (BKN) untuk merumuskan ulang sistem manajemen sumber daya manusia (SDM) sesuai dengan era new normal. Maka itu, pemerintah akan melakukan perubahan formasi kebutuhan PNS.
“Jika komposisi dan kompetensi sudah akurat dan jumlah total ASN sudah tepat, maka remunerasinya juga akan bisa meningkat signifikan,” katanya.
Untuk saat ini, Tjahjo menyatakan pihaknya sedang fokus memperbaiki kinerja PNS mulai dari tahapan rekrutmen, dengan proses dilakukan menggunakan sistem digital.
“Pemerintah akan mendapatkan SDM terpilih yang akan menggerakkan sistem pemerintahan Indonesia, mereka yang terpilih dengan sistem ini, diharapkan bisa menjadi Smart ASN,” ucap Tjahjo.
Profil yang dimaksud smart ASN ini, antara lain integritas, nasionalisme, profesionalisme, berwawasan global, menguasai teknologi informasi, menguasai bahasa asing, memiliki jiwahospitality, memiliki jiwa wiraswasta, dan memiliki jaringan yang luas.
Dengan begitu, Tjahjo menargetkan pemerintah pada 2024 mendatang bisa mendapatkan SDM yang unggul, berkualitas, dan memiliki integritas.
“Maka kami nanti akan mendapatkandigital talent dan digital leader,” pungkasnya. Adm
Sumber : cnnindonesia.com
Judul : https://m.cnnindonesia.com/nasional/20200620093231-20-515425/tjahjo-siapkan-skema-kurangi-pns-tak-produktif?utm_source=facebook&utm_medium=oa&utm_content=cnnindonesia&utm_campaign=cmssocmed