LAJUR.CO, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) memperbolehkan masyarakat untuk melakukan mudik pada lebaran kali ini.
Kendati demikian, selain tetap mematuhi protokol kesehatan, masyarakat yang ingin mudik lebaran juga disyaratkan untuk memenuhi sejumlah kriteria, salah satunya terkait dengan vaksinasi Covid-19.
Vaksinasi dosis ketiga atau booster menjadi syarat utama bagi masyarakat yang ingin melakukan perjalanan mudik lebaran 2022.
Bagi yang belum booster, Surat Edaran Satgas Covid-19 Nomor 16 Tahun 2022 mewajibkan pemudik dengan vaksinasi dosis pertama untuk melampirkan hasil negatif tes RT-PCR.
Tes tersebut, sampelnya bisa diambil dalam kurun waktu 3×24 jam sebelum keberangkatan.
Adapun pemudik dengan vaksinasi lengkap, wajib melampirkan hasil negatif tes cepat antigen yang sampelnya diambil 1×24 jam sebelum keberangkatan.
Diketahui, mudik kali ini menjadi mudik pertama di tengah pandemi Covid-19 setelah dua tahun terakhir terdapat pembatasan.
Meski vaksinasi booster sangat dianjurkan bagi masyarakat yang hendak mudik, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengimbau agar tidak melakukan booster secara mendadak atau mepet dengan hari-H keberangkatan.
Waktu terbaik untuk booster sebelum mudik lebaran
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan, sistem kekebalan tubuh atau antibodi tidak langsung terbentuk begitu dilakukan vaksinasi.
Dibutuhkan waktu satu hingga dua minggu pascavaksinasi booster agar antibodi bisa terbentuk.
Oleh karena itu, pihaknya mengimbau masyarakat untuk melakukan vaksinasi jauh-jauh hari sebelum mudik.
“Masyarakat diimbau untuk tetap melakukan vaksinasi booster sebelum mudik supaya perlindungan imunitas sudah ada saat melakukan mudik,” imbau Nadia, dikutip dari laman Kemenkes (15/4/2022).
Pos vaksinasi di sejumlah titik perjalanan mudik
Meski terdapat imbauan untuk tidak mendadak melakukan vaksinasi booster, pemerintah tetap menyediakan pos vaksinasi di sejumlah titik perjalanan mudik.
Nadia menjelaskan, vaksinasi pada pos-pos tersebut hanya sebagai upaya terakhir.
Vaksinasi di pos mudik juga sebaiknya tidak dilakukan untuk menghindari kerumunan di tempat tersebut.
“Jangan dipaksakan vaksinasi booster pada saat mudik, sehingga menghindari penumpukan keramaian di tempat vaksin,” kata dia.
Sementara itu, jumlah vaksin yang disediakan diperkirakan mencapai 1.000 dosis per hari di pos-pos mudik besar.
Adapun pos-pos mudik kecil, kemungkinan menyediakan 150-300 dosis vaksin.
Pemerintah siapkan prosedur penanganan KIPI
Menyusul penyediaan posko vaksinasi saat mudik Lebaran 2022, pemerintah juga menyiapkan prosedur penanganan jika ada kejadian ikutan pasca-imunisasi (KIPI).
Beberapa persiapan antisipasi KIPI, di antaranya ambulans dan obat-obatan pereda nyeri seperti paracetamol.
“Jadi akan ada ambulans standby yang nanti akan membawa kalau memang ada kasus KIPI yang tentunya sesuai kriteria butuh perawatan di rumah sakit,” ujar Nadia.
Jika KIPI yang dialami pemudik ringan, Nadia mengatakan cukup mengonsumsi pereda nyeri seperti paracetamol.
Agar mudik berjalan aman dan lancar, pihaknya juga meminta para pengelola berbagai moda transportasi untuk memastikan pengemudi dan staf pendukung sudah mendapatkan vaksinasi booster sebelum mudik.
Tujuan dicetuskannya booster sebagai syarat mudik
Dikutip dari Kompas.com, Rabu (23/3/2022), Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, vaksinasi booster bagi lansia perlu digenjot demi melindungi mereka dari Covid-19.
Menurutnya, hal ini penting untuk diperhatikan menilik tingginya angka kematian lansia di Hong Kong, di mana mayoritas lansia yang wafat belum divaksinasi lengkap meski tingkat vaksinasi di Hong Kong terbilang tinggi.
“Sehingga beliau menginginkan agar para lansia ini yuk cepat-cepat divaksin sampai booster untuk melindungi mereka juga,” kata Menkes. Adm
Sumber : Kompas.com