BERITA TERKINIHEADLINE

Warga Pulau Cempedak Kompak Tolak Opsi ‘Barter’ CSR dari Perusahaan Kapal Cepat

×

Warga Pulau Cempedak Kompak Tolak Opsi ‘Barter’ CSR dari Perusahaan Kapal Cepat

Sebarkan artikel ini
Warga Pulau Cempedak menolak opsi CSR dari PT Pelayaran Dharma Indah operator kapal cepat sebagai kompensasi melintas di kawasan pesisir tersebut. Aspirasi tersebut disampaikan saat kunjungan Dinas Perhubungan Sultra di Pulau Cemepedak, Kamis (25/4/2024).
Warga Pulau Cempedak menolak opsi CSR dari PT Pelayaran Dharma Indah operator kapal cepat sebagai kompensasi melintas di kawasan pesisir tersebut. Aspirasi tersebut disampaikan saat kunjungan Dinas Perhubungan Sultra di Pulau Cemepedak, Kamis (25/4/2024).

LAJUR.CO, KENDARI – Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Sulawesi Tenggara (Sultra) Muh Rajulan menemui warga pesisir Desa Cempedak, Kecamatan Laonti, Kabupaten Konawe Selatan, Kamis (25/4/2024). Kedatangan Dishub Sultra mengecek langsung dampak arus ombak kapal cepat yang dilaporkan telah merusak kawasan pemukiman masyarakat serta menyerap aspirasi warga empat dusun di Desa Cempedak.

Kehadiran rombongan Dishub Sultra bersama tim KSOP Kendari, DLH Kabupaten Konawe Selatan dan Polairud, disambut riuh ratusan masyarakat Pulau Cempedak yang sejak dulu menyuarakan penyetopan aktivitas hilir mudik kapal cepat di bawah PT Pelayaran Dharma Indah.

Warga tampak berkumpul di bibir dermaga. Mereka ramai-ramai bersorak kencang begitu melihat rombongan tim Dishub Sultra dan KSOP merapat ke Pulau Cempedak. Warga kemudian diajak berkumpul bersama di kediaman Kepala Desa Cempedak, Sapirudin, lokasi rapat terbuka berlangsung.

Memulai tahap muka dengan masyarakat Desa Cempedak, Rajulan menyampaikan jika kunjungan lapangan dilakukan tim Pemprov Sultra merupakan instruksi langsung Pj Gubernur Sultra Andap Budhi Revianto yang prihatin dengan kondisi warga Cempedak.

Meski rapat mediasi lintas stakeholder telah dilakukan, kata Rajulan, Andap menegaskan agar polemik masyarakat Cempedak dan operator kapal cepat benar-benar tuntas dan mendapat solusi terbaik bagi dua belah pihak.

Kunjungan Dishub Sultra sekaligus mendata kondisi rill fasilitas di kawasan pesisir berpenduduk 197 kepala keluarga yang rusak karena tergerus arus kapal cepat. Diantaranya infrastruktur talud, jembatan, rumah warga hingga kawasan kuburan umum.

“Salam dari Bapak Gubernur, beliau menyampaikan salam hormat untuk warga Desa Cempedak. Kalau dari luar masing-masing pasti membela diri. Kita mau dengar aspirasi masyarakat, apa memang ombaknya sampai kesini. Kita juga mau tinjau fasilitas apa yang rusak, kira-kira apa yang bisa ditanggulangi,” ulas Rajulan.

Baca Juga :  Gaya Merakyat Andap Budhi, Berbaur Layani Jamaah yang Salaman hingga Selfie Usai Salat Ied

Rajulan nenegaskan, Pemprov Sultra akan menjembatani tuntutan masyarakat Pulau Cempedak dengan operator kapal cepat sebagaimana arahan Pj Gubernur Sultra dan Sekda Sultra.

Potret talud warga yang ambruk akibat hantaman ombak kapal cepat yang melintas dekat kawasan pemukiman penduduk Desa Cempedak, Konsel.
Potret talud warga yang ambruk akibat hantaman ombak kapal cepat yang melintas dekat kawasan pemukiman penduduk Desa Cempedak, Konsel.

“Kita akan fasilitasi dengan pemilik kapal. Jangan hanya lewat, beri dampak buruk di Desa Cempedak. Kalau ada untung, paling tidak ada wujud tanggungjawab sosial. Kita cari solusi terbaik. Akan buat kesepakatan. Kalau masih berbuat, Kami yang tegur bisa cabut izinnya,” ulas Rajulan panjang lebar.

Curhat Warga Pulau Cempedak

Saat mengutarakan keluh kesahnya, salah satu emak-emak warga Desa Cempedak bernama Ramining, bersikukuh agar kapal cepat tak lagi melintas di depan Pulau Cempedak.

Kepala Dinas Perhubungan Sultra Muh Rajulan mendengarkan langsung curhat warga Pulau Cempedak akibat lalulintas kapal cepat yang melintas di sana, Kamis (25/4/2024).
Kepala Dinas Perhubungan Sultra Muh Rajulan mendengarkan langsung curhat warga Pulau Cempedak akibat lalulintas kapal cepat yang melintas di sana, Kamis (25/4/2024).

Kendati ada komitmen bantuan rehab kawasan pesisir yang rusak lewat program CSR perusahaan, wanita paruh baya tersebut tetap meminta agar kapal memutar haluan ke sisi luar Pulau Cempedak. Aksi Ramining kompak diamini warga yang hadir. Mereka berdalih, gelombang arus kapal cepat berdampak luas terhadap kehidupan masyarakat pesisir.

Hal sama juga disampaikan warga Desa Cempedak lain bernama Iskandar. Ia curhat, puluhan tahun warga menderita akibat aktivitas hilir mudik kapal cepat di kawasan perairan Pulau Cempedak. Tak hanya kediaman, fasilitas umum hingga area pekuburan lokal yang rusak, nyawa warga Cempedak juga terancam kala berpapasan dengan laju kapal cepat.

Warga Cempedak kompak minta operator kapal cepat ubah rute lintasan.
Warga Cempedak kompak minta operator kapal cepat ubah rute lintasan.

“Kalau lagi meti, kita punya bodi (sampan) goyang. Mau menangis rasanya. Apalagi pas kita mau antar anak-anak mau pergi sekolah naik perahu, pas berpapasan dengan kapal. Mau minta tolong sama siapa. Kita masyarakat kecil kalau lawan perusahaan pasti kalah. Kadang kita berdoa biar kapal cepat tenggelam saja,” curhat Iskandar dengan nada berapi yang disambut tepuk tangan warga Pulau Cempedak.

Baca Juga :  Hartini Azis Bikin Partai Surya Paloh 'NasDem' Berjaya di Koltim, Berpeluang Kunci Posisi Ketua DPRD Sultra

Menurut Iskandar, pemilik kapal cepat tak bisa egois hanya memikirkan keselamatan penumpang dan keuntungan ekonomi namun mengabaikan keselamatan warga Pulau Cempedak yang sudah turun temurun mendiami pulau tersebut. Nelayan Pulau Cempedak termasuk pelajar kerap bertarung nyawa ketika berpapasan dengan kapal cepat yang melaju kencang di pesisir pulau.

“Superjet muat orang butuh keselamatan, kita juga butuh keselamatan,” sambungnya.

Tak terhitung berapa kali protes disampaikan warga. Satu pun tak digubris, baik oleh pemerintah, terlebih perusahaan kapal cepat. Hingga akhirnya warga nekat, meluap kemarahan dengan mencegat langsung kapal yang melintas.

Warga Pulau Cempedak berteriak menghalau kapal cepat yang tengah melakukan uji kecepatan di kawasan pesisir tersebut.
Warga Pulau Cempedak berteriak menghalau kapal cepat yang tengah melakukan uji kecepatan di kawasan pesisir tersebut.

“Kita sekarang sudah bisa tenang. Setelah aksi kemarin sudah hampir dua minggu tidak lewat lagi,” kata Iskandar.

Di hadapan rombongan Dishub Sultra dan KSOP Kendari, warga Pulau Cempedak kompak melarang aktivitas hilir mudik kapal cepat di perairan Pulau Cempedak yang dinilai mengusik ketentraman masyarakat. Mereka juga menolak tawaran solusi perbaikan fasilitas dari perusahaan kapal sebagai barter izin melintas di perairan Pulau Cempedak termasuk opsi penurunan kecepatan kapal cepat.

Mereka mengaku ikhlas, tak menerima dana CSR perusahaan PT Pelayaran Dharma Indah untuk perbaikan kerusakan fasilitas talud dan pemukiman penduduk asal kapal cepat tersebut tak lagi melintas di daerahnya. Warga pulau yang rerata dihuni masyarakat Suku Bajo itu mengatakan, sepekan terakhir pasca aksi pencegatan, kapal cepat tak lagi melintas.

“Yang sudah sudah rusak kita ikhlaskan Pak, kita tidak butuh bantuan. Kita bisa bangun sendiri dari dana desa, tidak perlu dari bantuan. Yang penting kapal cepat tidak lewat sini lagi,” ujar warga setempat.

Uji Coba Kecepatan

Baca Juga :  Bupati Koltim Safari Ramadan Perdana di Kecamatan Ueesi Sambil Cek Jembatan Putus Akibat Banjir

Sebelum pertemuan berlangsung, pihak kapal cepat melakukan uji coba kecepatan pada lintasan Pulau Cempedak untuk melihat seberapa besar dampak arus ditimbulkan kapal komersil tersebut.

Warga Pulau Cempedak berteriak menghalau kapal cepat yang tengah melakukan uji kecepatan di kawasan pesisir tersebut.
Warga Pulau Cempedak berteriak menghalau kapal cepat yang tengah melakukan uji kecepatan di kawasan pesisir tersebut.

Diwawancarai media, beberapa warga Pulau Cempedak mengklaim kecepatan kapal saat uji coba berbeda dengan praktik hilir mudik superjet tersebut sehari-hari.

“Yang hari-hari bukan begitu kecepatannya. Itu jauh, biasanya dorang dekat sekali kesini kapalnya. Baru kencang sekali mereka bawa. Kita tidak mungkin mengeluh karena sudah keterlaluan mi. Sudah dua puluh tahun kita menderita, tidak pernah ada sahutan. Baru mi ini ada yang datang kasian,” keluh Hamsia.

Hempasan air laut akibat ombak kapal cepat bahkan merembes masuk ke dalam rumah warga yang hanya dibatasi talud. Perahu nelayan yang ditambatkan jebol.

Hamsia tak mengingat berapakali kali rumahnya kebanjiran air laut saat kapal cepat melintas.

Warga Pulau Cempedak menunjukkan bagian rumahnya yang tergenang air laut saat kapal cepat melintas dengan kecepatan tinggi.
Warga Pulau Cempedak menunjukkan bagian rumahnya yang tergenang air laut saat kapal cepat melintas dengan kecepatan tinggi.

“Terlalu sering. Ini masuk sampai ke dapur. Ada yang masih punya bayi, basah juga kena banjir dari laut pas kapal lewat. Kita pasang palang di depan tetap juga masuk” ujar Hamsia sambil menunjukkan bagian rumahnya yang kerap diterjang banjir dadakan imbas arus kapal cepat.

Setali tiga uang, Siti Hasmi mengungkap pilu lantaran makam kerabatnya jadi korban, tergerus ombak kapal. Niat ziarah kubur urung dilakukan lantaran banyak makam tersapu ombak.

“Kita mau ziarah, sudah tidak tahu tandahi. Ada yang tulang-tulangnya terangkat dibawa ombak. Kapal tengker tidak ada. Paling pagai atau bodi kecil.Yang lewat di sini itu kapal cepat, empat kali satu hari. Itu paling kencang ombaknya. Sudah dua puluh tahun lebih mi kita sabar-sabarkan. Kita maunya mereka lewat di luar saja, jangan disini, mati kita,” ungkap Hasmi. Adm

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x