SULTRABERITA.ID, BAUBAU – Kepala Badan Metereologi dan Geofisika (BMKG) Kendari, Rosa Amelia, mengingatkan warga Kota Baubau dan pemda setempat lebih waspada dan melakukan mitigasi dini terhadap kemungkinan ancaman bencana gempa yang bisa saja melanda kota tersebut.
Ia mengungkapkan bahwa saat ini terdapat patahan aktif pada sisi barat daratan Pulau Buton. Patahan itu melebar dari Kabupaten Buton Utara sampai Kota Bau Bau.
BACA JUGA :
- Strategi ASR Stop Tradisi Tawuran Sekolah: Siswa Wajib Apel di Kantor Gubernur, Patroli Gabungan Diaktifkan
- 8 Ekstrakurikuler yang Bisa Digunakan untuk Masuk PTN Tanpa Tes
- 9 Siswa Sekolah Rakyat di Sultra Mengundurkan Diri, Terbanyak Jenjang SD
- Wagub Hugua Hadiri Rapat Senat Luar Biasa Dies Natalis ke-44 UHO
- Pertamina Patra Niaga Sulawesi Pastikan Kesiapan Sarfas LPG Selama Event HUT ke-80 RI
Akibat patahan ini, gempa berkekuatan dengan magnitude maksimum 7,1 berpotensi terjadi di Kota Bau Bau Sulawesi Tenggara.
Kepada wartawan, Jum’at (21/2/2020), Rosa menjelaskan bahwa Pulau Buton masuk dalam kawasan rawan gempa bumi.
Berdasarkan pantauan yang dilakukan pihak BMKG sejak tahun 2007 sampai dengan Januari 2020, setidaknya telah terjadi 952 gempa dangan getaran yang dirasakan cukup kuat. Bahkan beberapa gempa tidak terasa sama sekali oleh warga.
“Gempa pada umumnya terjadi pada kedalaman dangkal mulai dari 4 kilometer (km) hingga 66 kilo meter,” jelasnya.
Sebagai antisipasi, Rosa menghimbau supaya bangunan yang terdapat disekitar sesar dirancang dengan konstruksi tahan gempa. Adm