LAJUR.CO, JAKARTA – Anemia atau kondisi kekurangan sel darah merah (hemoglobin) di dalam tubuh sangat rentan terjadi pada anak-anak. Masalah ini bisa terjadi karena si kecil kekurangan asupan nutrisi, terutama zat besi, di masa golden period yaitu usia 2 sampai 5 tahun.
Sayangnya, di Indonesia masih banyak anak yang berisiko mengalami anemia hingga berdampak pada kemampuan kognitifnya. Hal ini disampaikan oleh Pakar Gizi Klinik, Dr. dr. Luciana B. Sutanto, MS, SpGK(K).
“1 dari 3 anak Indonesia berisiko mengalami anemia, oleh sebab itu ada baiknya dilakukan screening sejak anak usia 2 tahun meski tidak ada gejala,” ujar dr. Luciana saat hadir dalam acara media gathering Bersama Cegah, Optimalkan Kognitif Generasi Maju yang diselenggarakan Danone di Restoran Kembang Goela, Jakarta, Kamis (31/8).
Perkembangan otak anak berjalan sangat pesat di usia 2 hingga 5 tahun yang sudah mencapai 90 persen. Sementara, masalah anemia justru bisa sangat menghambat perkembangan otak anak bahkan bisa menurunkan fungsi kognitifnya.
“Anemia dapat menyebabkan gangguan perkembangan kognitif atau otak, dan pertumbuhan anak, seperti salah satunya menurunnya kecerdasan, fungsi otak, serta fungsi motorik anak seperti mudah kelelahan,” kata dr. Luciana.
Anak dengan anemia umumnya mengalami beberapa gejala, seperti mudah lelah, letih, dan kelesuan. Nah, hal ini kemudian berdampak pada aktivitas belajar anak, termasuk hilangnya fokus yang membuat nilai pelajaran pun menurun.
Ini artinya, anemia tidak hanya menimbulkan dampak jangka pendek melainkan jangka panjang. Sebab, kecerdasan otak anak merupakan salah satu penentu kesuksesannya di masa depan. Oleh karenanya, sangat penting bagi ibu dan ayah untuk cepat tanggap tentang kondisi kesehatan buah hatinya.
Cara Mencegah Anemia pada Anak
Salah satu cara untuk mencegah anemia pada anak-anak adalah dengan memberikan asupan nutrisi yang seimbang setiap harinya. Berikanlah makanan yang mengandung karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan mineral dengan kadar sesuai kebutuhan si kecil.
Namun, kekurangan mineral zat besi memang menjadi salah satu penyebab anemia yang umum pada anak. Ini bisa terjadi karena memang asupannya yang tidak cukup atau karena penyerapan pada tubuh anak yang buruk. Artinya, anak membutuhkan asupan nutrisi lain untuk mendukung penyerapan zat besinya.
“Maka dari itu, dibutuhkan kombinasi antara Zat Besi dan Vitamin C yang mampu memaksimalkan penyerapan Zat Besi di dalam tubuh, untuk pencegahan anemia,” lanjut dr. Luciana.
Sejalan dengan masalah anemia yang dialami anak, Danone Indonesia bersama SGM Eksplor juga ingin berkontribusi untuk mengurangi dan mencegah risiko kondisi ini pada anak-anak dengan menghadirkan inovasi produk yang mengandung zat besi dan vitamin C.
“Salah satu inovasi SGM Eksplor untuk menjawab permasalahan anemia yang masih dihadapi anak Indonesia berusia di bawah 5 tahun di Indonesia, adalah dengan menghadirkan inovasi satu-satunya produk yang mengandung IronC, kombinasi unik zat besi & vitamin c, yang teruji dapat bantu penyerapan secara maksimal hingga dua kali lipat,” ujar Brand Manager SGM Eksplor, Tanasha Suhandani.
Ini juga menjadi salah satu komitme Danone Indonesia untuk turut serta memastikan tidak anak-anak yang tertinggal dalam hal akses nutrisi yang bisa menyebabkan masalah kesehatan seperti anemia dan stunting.
“Dengan komitmen membawa kesehatan melalui inovasi produk nutrisi ke sebanyak mungkin masyarakat Indonesia, Danone Indonesia terus melakukan berbagai inovasi produk bernutrisi tepat yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat Indonesia, inisiatif dan edukasi untuk mendukung kebutuhan gizi anak-anak Indonesia sebagai bentuk upaya pencegah anemia khususnya pada anak,” kata Medical & Scientific Affairs Director Danone Specialized Nutrition Indonesia, Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK. Adm
Sumber : Kumparan.com