LAJUR.CO, KENDARI – Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) Andi Sumangerukka (ASR) mencetuskan target Kabupaten Konawe sebagai cluster utama pertanian nasional. Agenda besar tersebut disampaikan ASR saat melakukan kegiatan panen raya bersama Bupati Konawe Yusran Akbar di Kelurahan Mataiwoi, Kecamatan Tongauna, Kabupaten Konawe, Senin (26/5/2025).
Sebagai lumbung beras yang memiliki potensi produksi pertanian melimpah, ASR memberi perhatian khusus bagi pengembangan sektor pertanian di Kabupaten Konawe. Rencana Pemprov Sultra mendorong Kabupaten Konawe naik status dalam cluster pertanian nasional akan membuka akses besar akselarasi pembangunan infrastruktur sektor pertanian, peningkatan kesejahteraan masyarakat petani serta implementasi hilirisasi pangan yang menjadi bagian Asta Cita Presiden Prabowo.
Kata ASR, wacana menjadikan Konawe sebagai calon utama klaster pertanian nasional telah dibahas bersama Menteri Pertanian dan Menteri Desa, Daerah Tertinggal. Ia menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah provinsi dan kabupaten untuk mewujudkan impian tersebut.
Kehadiran ASR pada momen panen raya membawa berkah bagi masyarakat Konawe. Sejumlah bantuan berupa benih padi Inbrida sebanyak lima ton dan dua unit hand tractor dibagikan ke kelompk tani setempat.
Tak hanya dari provinsi, Pemerintah Kabupaten Konawe pun turut mengucurkan sejumlah bantuan untuk mendukung produktivitas petani. Bantuan disalurkan kepada Brigade Pangan Kabupaten Konawe dan terdiri dari alat dan mesin pertanian (alsintan) senilai Rp1,78 miliar, pupuk senilai Rp1,02 miliar, serta benih padi senilai Rp1,008 miliar.
Yusran Akbar menyebutkan, Konawe memiliki lahan persawahan produktif seluas 26 ribu hektare, dan masih ada potensi tambahan sekitar 38 ribu hektare.
“Daerah seperti Tongauna, Tongauna Utara, Abuki, dan Padangguni adalah wilayah pertanian terluas di Konawe. Syukurlah, petani kita di sini sudah bisa menghasilkan panen gabah hingga 8,1 ton per hektare,” ungkapnya.
Lebih jauh, ASR menyatakan, kunjungannya ke Konawe adalah bagian dari komitmennya untuk mendorong pertanian sebagai kekuatan ekonomi daerah.
“Saya datang ke sini dengan niat lurus. Sebagai Ketua HKTI Sultra, saya ingin menjadikan petani sebagai profesi yang diminati dan membawa kesejahteraan,” ujarnya.
Ia mendorong agar ke depan petani bisa menjual produk akhir berupa beras, bukan lagi hanya menjual gabah. Menurutnya, hal ini penting agar petani tidak lagi dirugikan oleh permainan harga di tingkat tengkulak.
“Kalau petani bisa olah dan jual langsung dalam bentuk beras, nilai tambahnya jauh lebih besar. Ini yang ingin kita dorong, supaya profesi petani makin menjanjikan dan menguntungkan,” tambahnya. Adm