LAJUR.CO, KENDARI – Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Tenggara (Sultra) mengajak insan pers bersama-sama memberi literasi statistik yang akurat dan valid kepada masyarakat. Dengan begitu, informasi terkait update data perekonomian yang secara berkala dirilis BPS dicerna secara jelas dan benar.
Pernyataan tersebut disampaikan Plt Kepala BPS Sultra Andi Kurniawan di sela peringatan Hari Statistik Nasional (HSN) 2025 dan menyongsong Sensus Ekonomi 2026 (SE2026), Jumat (26/9/2025).
“Gaungkan informasi statistik. Beri literasi yang memadai agar berita yang disampaikan akurat, jelas, dan tidak timbulnya kesalahpahaman,” ujar Andi.
Ia menyebut, pemberitaan yang tepat dan akurat oleh media akan memengaruhi kualitas kebijakan pemerintah serta persepsi masyarakat. Inilah mengapa, pengemasan berita yang di-update lewat kanal resmi BPS tersaji secara valid menghindari kesalahan persepsi.
Bersamaan Hari Statistik 2025, BPS Sultra mengajak insan pers di Sultra mengikuti kegiatan Literasi Statistik dan Sosialisasi Sensus Ekonomi 2026 bertema “Data dan Kata Bersatu, Dampak Nyata Sensus Ekonomi 2026 untuk Indonesia Maju”.
Kegiatan tersebut bertujuan meningkatkan pemahaman pentingnya data statistik yang akurat, memperkuat literasi insan pers dalam memberitakan data dan informasi statistik, serta mendorong partisipasi masyarakat dalam mendukung suksesnya SE2026.
Kegiatan berlangsung secara hybrid menghadirkan narasumber BPS RI yakni Koordinator UKK Media BPS RI Eko Rahmadian serta Statistik Ahli Madya BPS RI.
Eko mengatakan BPS RI secara berkala memantau pemberitaan ratusan media massa, baik media mainstream maupun media lokal. Beberapa pemberitaan diakui sangat berefek terhadap kebijakan pemerintah serta pergerakan inflasi.
“Setiap bulan per tanggal 1, kita merilis 9 indikator ekonomi. Kalau dilihat, kecepatannya hanya beberapa menit, berita langsung naik tayang. Berita tentang ini sangat penting karena jadi acuan pengambilan kebijakan.”
Meski BPS sudah punya instrumen kanal berita sebagai ruang diseminasi data statistik, pemberitaan lewat media elektronik, media online, dan media cetak sangat penting memperkuat jangkauan informasi. Model penyajian berbeda dari setiap platform media massa membuat data dan informasi statistik lebih mudah dicerna oleh masyarakat.
“Pemberitaan jadi lebih komprehensif. Kami lakukan media monitoring setiap hari, ada 100–200 pemberitaan per hari tentang BPS begitu ada siaran resmi BPS. Dengan literasi yang baik maka akan menghasilkan berita yang akurat, profesional, dan berbasis data,” jelas Eko. Adm
