SULTRABERITA.ID, KENDARI – Aktifitas di pasar-pasar mendadak sangat ramai menyusul kebijakan ‘lockdown’ lokal diteken Wali Kota Kendari, Sulkarnain selama tiga hari kedepan guna memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
BACA JUGA :
- Sejarah Hari Bank Indonesia 5 Juli dan Bedanya dengan HUT BI
- Empat Unit Pertamina Patra Niaga Sulawesi Bersinar di BUMN Track CSR Awards
- Tarif Ojol Bakal Naik 15 Persen, Segini Harga per Km Berdasarkan Zona Wilayah
- Polres Koltim Gelar Upacara HUT Bhayangkara ke-79 di Aula Rujab Bupati
- Dorong Ekonomi Syariah, OJK Sultra Edukasi Keuangan di Sultra Maimo 2025
Bahkan, saking banyaknya warga berburu bahan makanan, arus jalan di pasar kota menjadi macet.
Kondisi ini terlihat jelas di pasar tradisional Baruga.
Pantauan Sultraberita.id, Kamis 9 April 2020, sore hari, jalanan menuju pasar terbesar di Kendari itu mengalami macet parah lantaran padatnya jumlah kendaraan yang masuk ke pasar tersebut.
Kondisi ini jauh berbeda dengan hari-hari sebelumnya. Kendari aktifitas jual beli di pasar itu selalu ramai, kemacetan jarang terjadi. Kecuali jelang hari raya atau pada musim ramadan.
Banyak warga berbondong berbelanja kebutuhan bahan pokok dan sayur mayur sebagai stok dalam masa pembatasan aktifitas luar rumah menyusul wabah Corona yang telah diumumkan Pemkot Kendari hari ini.
“Iye kita belanja memang soalnya besok sudah dilarang mi keluar-keluar,” ujar salah satu ibu rumah tangga yang tengah berbelanja sayur di Pasar Baruga.
Sementara itu, sejumlah pedagang memilih menjual murah beberapa produk sayur dagangannya. Mereka khawatir sayur jualannya busuk karena kebijakan ‘lockdown’ lokal selama tiga hari berturut.
Sayur bayam misalkan diobral menjadi Rp 1.250 per ikat. Tomat dibadrol Rp 10 ribu per kilogram. Sayur terong biasanya dijual Rp 15 ribu- Rp10 ribu per kilogram kini dipatok Rp 5 ribu per kilogram.
“Dari pada busuk. Kita jual murah memang. Besok kan tidak bisa mi kita kemana-mana. Tidak ada yang mau belanja,” ungkap salah seorang pedagang sayur. Adm