SULTRABERITA.ID, KENDARI – Hari ini, Polda Sultra menggelar rekonstruksi atas kasus tewasnya dua mahasiswa UHO saat aksi unjuk rasa 26 September lalu.
BACA JUGA :
- Bikin Bangga! Yasir Nur Ikhwanuddin Persembahkan Medali Emas untuk UHO di POMNAS XIX 2025
- Dinas SDA Tinjau Proyek Talud di Busel Didanai ASR-Hugua: Satu Sekolah Nyaris Ambruk Kena Longsor Selamat
- Ini Kata Dikbud Sultra Soal Aturan Wajib Kepsek Tes Menu MBG Sebelum Dibagi ke Siswa
- Rekrutmen PLN 2025: Jadwal, Formasi hingga Cara Daftar
- Eksekusi Program Penggaris ASR-Hugua: Diknas Bagi-bagi 17 Ribuan Seragam Sekolah Gratis
Sayang, gelar perkara melibatkan tersangka dari oknum aparat kepolisian itu dilakukan secara tertutup. Sejumlah jurnalis dilarang meliput rekonstruksi kasus penembakan mahasiswa Randi-Yusuf yang meregang nyawa terkena timah panas senjata oknum polisi.
Salah satu jurnalis MNC TV, Rahmat Buhari, membenarkan aksi hadang dilakukan oknum polisi yang berjaga di sekitar lokasi reka ulang kasus di depan Kantor Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Sulawesi Tenggara (Disnakertrans Sultra) Jalan Abdulah Silondae Kota Kendari.
Jurnalis yang juga Koordinator Advokasi IJTI (Ikatan jurnalis Televisi Indonesia) Kendari itu mengatakan kejadian tersebut berlangsung sekira pukul 15.45 Wita.
Kala itu, sejumlah jurnalis, Algazali, kontributor SCTV-Indosiar, Wiwid Abid Abadi, jurnalis kumparan.com serta Hasrul Tamrin wartawan sultrakini.com, mendatangi lokasi rekonstruksi kasus penembakan mahasiswa Universitas Halu Oleo (UHO).
Saat melakukan peliputan, kata Wiwin, Algazali Kontributor SCTV – Indosiar yang berada di depan gerbang Disnakertrans Sultra dihalau salah seorang oknum polisi yang berpakaian sipil. Ia mendatangi awak media yang tengah merekam gambar sambil memberi kode larangan.
“Tidak lama kemudian, datang Asdar Zuula (Ketua IJTI Sultra-iNews Kendari) bersama Erdika Mukdir (tvone), tiba di lokasi rekonstruksi. Saat Asdar meliput mengambil gambar adegan reka ulang penembakan, seorang oknum polisi berpakaian sipil datang melarang agar tidak mengambil gambar video. Dengan kalimat kurang lebih ‘jangan dulu ambil gambar, biarkan kami bekerja dulu’,” urai Wiwin panjang lebar mengutip kalimat dilontarkan polisi yang berjaga .
Setelah itu, lanjutnya sejumlah jurnalis mundur dan mencoba mengambil gambar dari jarak jauh di seberang jalan depan Kantor Disnakertrans Sultra. Tidak lama kemudian, puluhan polisi meninggalkan lokasi rekonstruksi. Adm