LAJUR.CO, KENDARI – Hasil survei terhadap sekitar 1.600 responden menunjukkan hasil mencengangkan terkait keterlibatan guru dalam praktik pinjaman online (pinjol) dan judi online. Sekitar 46 persen tenaga pengajar nyatanya doyan menggunakan aplikasi pinjol dan judol.
Atas dasar hal tersebut, Kepala Kantor Perwakilan (KPw) BEI Sultra Bayu Saputra memberikan perhatian khusus dengan menjalankan program litrerasi keuangan bersama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sultra.
“Angka 46 persen ini cukup tinggi. Artinya, guru menjadi salah satu kelompok utama pengguna pinjol,” jelas Bayu Saputra, Rabu (7/5/2025).
Ia menyebut, angka itu melatarbelakangi pencanangan program Investor Saham khusus untuk para guru, namun BEI secara nasional menetapkan fokus utama untuk mendukung percepatan inklusi keuangan bagi kalangan pendidik, termasuk di Sultra.
Salah satu langkah awal yang akan dilakukan adalah menjalin kerja sama dengan kepala sekolah di wilayah Kota Kendari sebagai percontohan.
“Insyaallah kami akan mulai dari beberapa sekolah di Kota Kendari sebagai pilot project. Jika berhasil, program ini akan kami perluas ke sekolah-sekolah lainnya di seluruh wilayah Sultra,” ungkapnya.
Program ini akan mencakup pendirian jalur edukasi investasi serta pemberian subsidi untuk membuka rekening saham secara kolektif bagi para guru.
Dikatakan, Dinas Pendidikandan Kebudayaan Sultra menunjukkan kepedulian luar biasa terhadap upaya peningkatan literasi keuangan guru, sehingga BEI optimistis kerja sama ini akan berjalan dengan baik.
“Kami sangat mengapresiasi dukungan dari Dinas Pendidikan Sultra, khususnya kepada Bapak Kepala Dinas yang begitu peduli terhadap literasi keuangan. Ini merupakan langkah positif dan bisa jadi salah satu yang pertama dilakukan secara kolektif di Indonesia,” bebernya.
Harapannya, Program Investor Saham bagi para guru dapat membuat guru-guru mengelola keuangan secara bijak dan menghindari praktik investasi ilegal. Dana yang dimiliki para pendidik diharapkan dapat dialihkan ke sektor yang legal dan diawasi oleh otoritas resmi.
“Kami ingin agar guru-guru tidak lagi menempatkan uang mereka di lembaga yang tidak jelas legalitasnya. Melalui program ini, mereka bisa berinvestasi secara aman, legal, dan memiliki potensi untuk masa depan,” tutupnya. Adm
