SULTRABERITA.ID, KENDARI – Pemprov Sultra melalui Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Sultra membuka ruang investasi energi terbarukan bagi masyarakat dan kalangan swasta.
Kepala Balitbang Sultra, Sukanto Toding menyatakan ruang investasi energi terbarukan di bidang energi listrik mendorong pelibatan masyarakat dan UMKM dengan tingkat konsumsi listrik rutin. Program ini kedepan akan bekerjasama dengan PLN.
“Masyarakat didorong untuk bersama menekan konsumsi energi fosil dalam produksi listrik. alternatifnya adalah bisa memakai rooftop. Mereka bisa menyediakan sendiri alatnya selanjutnya akan ada suport dari PLN. Konsepnya saling subtitusi,” urai Sukanto panjang lebar.
BACA JUGA :
- Produksi Ikan di Kota Kendari Surplus, Tahun 2024 Tembus 24 Ribu Ton
- PT Vale Gandeng PDGI Beri Layanan Operasi Gratis Puluhan Anak Penderita Celah Bibir & Langit-Langit
- Pj Gubernur Andap ‘Borong’ Dagangan Pelapak di Sela Sidak Pasar Tradisional
- Polda Sultra Sosialisasi Keselamatan Lalu Lintas ke Sopir Truk & Angkot di Terminal
- Rayakan Valentine Dengan Promo Bundling Cokelat & Bunga di Toko Beauty Kendari
Mendorong agar masyarakat ikut dalam program pembangunan sumber listrik secara mandiri lewat PLTS atap atau PLTS Rooftop adalah satu dari sekian skema pemerintah menekan pemakaian energi fosil.
Pemerintah menilai langkah ini sangat penting mengingat cadangan energi tak terbarukan (energi fosil) di Indonesia kian menipis.
Riset terkini bahkan menyebutkan bahwa cadangan energi fosil dalam negeri hanya bertahan hingga 12 tahun mendatang.
Bukan hanya karena konsumsi besar, kata Sukanto, energi fosil seperti minyak bumi dan batu bara Indonesia terkuras cepat lantaran ekspor besar-besaran.
“Listrik kita masih andalkan fosil. PLTU kita di Nii Tanasa bahan bakunya adalah fosil, batu bara. Kalau kita terus menguras energi fosil akan habis. Makanya mesti ada gerak cepat bagaimana mengedukasi agar masyarakat beralih ke energi terbarukan lewat PLTS atap,” jelas Sukanto saat Lokakarya Pengembangan Energi Terbarukan dan Relevansinya bagi Penguatan Ekonomi Daerah Sultra, Kamis 5 Desember 2019.
Selain PLTS Rooftop, lanjut Sukanto ada banyak model investasi energi terbarukan yang bisa diadopsi. Diantaranya pembangunan listrik tenaga air untuk daerah dengan potensi sumber daya air.
“Di Bombana sangat cocok untuk ini. Banyak potensi sungai di sana. Kelompok masyarakat bisa mengupayakan pembangunan PLTA sederhana secara mandiri yang nantinya berkolaborasi dengan PLN,” pungkas Sukanto.
Provinsi Sulawesi Tenggara sendiri dinyatakan tidak masuk dalam provinsi prioritas penerima bantuan rooftop listrik tenaga surya oleh Kementrian ESDM tahun 2020 mendatang.
Inilah mengapa Balitbang Sultra mendorong masyarakat secara mandiri ikut dalam program investasi PLTS Atap berkolaborasi bersama PLN. Dengan mengikuti program ini masyarakat secara langsung turut berpartisipasi aktif menekan konsumsi energi fosil yang depositnya kian menipis di perut bumi. Adm